Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai faktor risiko kanker mulut : analisis kuantitatif dan kualitatif pada penduduk di Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur
L Latar belakang: Tahun 2020 di dunia, kasus kanker mulut mencapai 377.700 kasus dengan faktor risiko berupa kebiasaan merokok (S), konsumsi minuman beralkohol (A), dan mengunyah sirih (BQC). Kebiasaan ini dipengaruhi adanya pengetahuan dan sikap terutama pada populasi yang masih melakukan karena budaya daerahnya. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mengenai faktor risiko kanker mulut pada penduduk di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode: Penelitian kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Pengisian data melalui kuesioner dan FGD kepada masyarakat, pemerintah daerah, dan dokter gigi. Analisis kuantitatif menggunakan regresi dan kualitatif menggunakan tema. Hasil: Sebanyak 542 subjek (66.42% laki-laki vs 33.57% perempuan) memiliki tingkat pengetahuan tinggi (64.4%) dan tingkat sikap tinggi untuk S=62.5%, A=66.7%, dan BQC=50.5%. Terdapat korelasi antara pengetahuan dengan sikap merokok (p=0.009) dan sikap menyirih (p=0.011). FGD didapatkan 14 subjek (5 laki-laki vs 9 perempuan) dengan 3 tema pengetahuan (bahan menyirih, penyebab kanker, dampak kebiasaan) dan 3 tema sikap (jenis kebiasaan, keinginan berhenti, dan upaya pencegahan kanker mulut). Berdasarkan FGD, kebanyakan subjek telah mengetahui penyebab kanker mulut, namun keinginan untuk berhenti dan upaya melakukan pencegahan kanker mulut sulit untuk dilakukan. Kesimpulan: Penduduk di pulau Flores memiliki kategori pengetahuan yang tinggi namun sikap yang rendah mengenai faktor risiko kanker mulut. Budaya dan sosioekonomi masyarakat yang masih menyebabkan kebiasaan berisiko kanker mulut sulit untuk dikurangi atau bahkan dihilangkan.
B Background: In 2020, the global incidence of oral cancer reached 377,700 cases, with risk factors including smoking (S), drinking alcoholic beverages (A), and chewing betel nut (BQC). This practice is influenced by their knowledge and attitudes, particularly among communities that continue to engage in it due to local tradition. Objective: To determine the level of knowledge and attitudes regarding risk factors for oral cancer in population of Flores Island, East Nusa Tenggara Province. Method: Quantitative and qualitative research utilizing analytic observational techniques and a cross-sectional design. Conducting questionnaires and FGDs with the community, local government, and dentists to obtain data. Quantitative analysis using regression and qualitative using themes. Result: Out of 542 participants (males: 66.42 %; females: 33.57 %), 64.4% had a high level of knowledge and a low level of attitude for S=62.5%, A=66.7%, and BQC=50.0%. There was correlation between knowledge and S (p=0.009) and BQC attitudes (p=0.011). FGD yielded 14 subjects (5 males and 9 females) with 3 themes of knowledge (betel nut ingredients, causes of cancer, impacts of habits) and 3 themes of attitude (type of habit, desire to stop, oral cancer prevention programs). Based on the FGD, most of the subjects already knew the causes of oral cancer, but the desire to stop and prevention of oral cancer were difficult to do. Conclusion: Communities on the Flores Island have a high level of knowledge however a low level of attitudes about oral cancer risk factors. Nevertheless it is difficult to minimize or eliminate oral cancer-risk behaviors due to their culture and socioeconomic conditions.