Perancangan lansekap Hotel Resort Pegunungan Di Ciomas, Bogor
I Indonesia memiliki potensi yang cukup besar sebagai daerah tujuan wisata, baik berupa keindahan alam seperti pantai, sungai, gunung, danau maupun keanekaragaman budaya dan peninggalan bersejarah. Berbagai daerah dan obyek wisata sedang dikembangkan untuk menarik wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Daerah Tingkat II Bogor saat ini mulai dikembang- kan sebagai daerah tujuan wisata, karena mempunyai potensi besar : baik alam, sejarah, sosial-ekonomi dan budaya yang belum ditata secara intensif. Langkah ini penting, mengingat daerah wisata Puncak- Bogor telah melebihi daya dukung. Hal ini berdasarkan pada Rencana Pengembangan Pariwisata tab.Bogor Kep.no.48/1983 tentang penataan ruang dan penertiban serta pengendalian pembangunan kawasan Puncak dan Jalur Jakarta-Bogor-Puncak-Cianjur di luar wilayah DII Jakarta yang intinya harus diupayakan keseimbangan yang optimal antara budidaya pariwisata, industri wisata dan perlindungan alam lingkungan untuk menjamin ekosistem. Salah satu daerah di Bogor yang dapat dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata adalah Kecamatan Ciomas, Bogor. Berdasarkan RUTR DTII Kab.Bogor dan RUP Pariwisata slam Kab.Bogor tahun 1989, Kecamatan Ciomas merupakan zona wisata pengunungan dengan pemanfaatan untuk pertanlan, daerah wisata dan industri wisata. Pembangunan hotel resort pegunungan ini ditujukan untuk menarik wisatawan berlibur dan menikmati obyek wisata yang terdapat di daerah Ciomas antara lain Curug Nangka (1 km), Curug Luhur (2 km), Agrowisata, serta pemandangan alam yang masih asri, dibandingkan daerah Puncak yang semakin padat.Untuk itu peranan Arsitektur Lansekap seDagai salah satu disiplin ilmu, diperlukan dalam penataan dan pengembangan hotel resort ini, sesuai dengan kondisi lahan yang ada serta kebutuhan wisatawan melalui pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari.Dengan dikeluarkannya Keppres no.48/1983 mengenai penataan ruang dan penertiban serta pengendalian pembangun an kawasan Puncak dan jalur Jakarta-Bogor-Puncak-Cianjur di luar wilayah DKI Jakarta yang harus diupayakan keseimbangan optimal antara budidaya pariwisata, industri wisata dan perlindungan alam lingkungan untuk Benjamin ekosistem. Dan adanya RUTR DTII Kabupaten Bogor & RU Pariwisata Alam Kabupaten Bogor 1989 mengenai Ciomas sebagai zona wisata pegunungan dengan pemanfaatan untuk daerah pertanian, daerah wisata dan industri wisata. Dengan demikian Ciomas akan berkembang menjadi daerah tujuan wisata selain Puncak. Namun diusahakan perkembangan wisata di daerah Ciomas ini tetap menjamin dan melindungi alam lingkungan setempat. Saat ini Ciomas yang memiliki berbagai obyek wisata seperti Curug Nangka dan Curug Luhur serta kerajinan tangan seperti gong, sepatu, wayang golek, agrowisata yang terdapat di barat tapak, juga daerah perkebunan dan pertanian milik rakyat dengan keindahan panorama Gunung Salak sertq keasrian alamnya. Pada masa yang akan datang diharapkan perkembangan wisata di Ciomas tetap memperhatikan keseimbangan antara pembangunan obyek wisata dengan lingkungan sekitar, antara lain Koefisien daerah terbangun (KDB) maksimal 40% dan area hijau minimal 60 % dari luas tapak.Daerah aliran sungai yang dipertshankan sebagai area hijau sebesar 2 kali dari lebar sungai. Pada tapak hotel ini KDB 20 %, dan area hijau DAS selebar 2 kali lebar sungai (15 m). Pada tapak jenis pohon yang ditanam adalah mempertahankan pohon existing dan memindahkan pohon existing ke area lain dalam tapak. Penambahan pohon dari luar bertujuan estetika saja. Peresapan air diperbanyak melalui perkerasan paving yang dapat menambah infiltrasi air permukaan dan pemakaian sumur resapan di beberapa tempat.
I Indonesia has considerable potential as a tourist destination, both in the form of natural beauty such as beaches, rivers, mountains, lakes as well as cultural diversity and historical heritage. Various regions and tourist objects are being developed to attract tourists both from within the country and abroad. The Level II area of Bogor is currently starting to be developed as a tourist destination, because it has great potential: natural, historical, socio-economic and cultural aspects that have not been intensively managed. This step is important, considering the tourist area of Puncak-Bogor has exceeded its carrying capacity. This is based on the Tourism Development Plan tab.Bogor Kep.no.48 / 1983 concerning spatial planning and control and control of the development of the Puncak area and the Jakarta-Bogor-Puncak-Cianjur route outside the DII Jakarta area, which in essence must strive for an optimal balance between cultivation. tourism, tourism industry and environmental protection to ensure the ecosystem. One area in Bogor that can be developed as a tourist destination is Ciomas District, Bogor. Based on the RUTR DTII of Bogor Regency and the RUP for Slam Tourism of Bogor Regency in 1989, Ciomas District is a mountainous tourism zone with utilization for agriculture, tourist areas and the tourism industry. The construction of this mountain resort hotel is aimed at attracting vacationers and enjoying tourism objects in the Ciomas area, including the Nangka waterfall (1 km), Luhur waterfall (2 km), agro-tourism, and beautiful natural scenery, compared to the increasingly congested Puncak area. .For this reason, the role of Landscape Architecture as a scientific discipline is needed in the arrangement and development of this resort hotel, in accordance with the existing land conditions and the needs of tourists through optimal and sustainable land use.With the issuance of Presidential Decree no.48 / 1983 regarding spatial planning and control and control of the development of the Puncak area and the Jakarta-Bogor-Puncak-Cianjur route outside the DKI Jakarta area, an optimal balance must be pursued between tourism cultivation, the tourism industry and environmental protection for Benjamin. ecosystem. And the existence of RUTR DTII Bogor Regency & Bogor Regency Nature Tourism RU in 1989 regarding Ciomas as a mountainous tourism zone with utilization for agricultural areas, tourist areas and the tourism industry. Thus Ciomas will develop into a tourist destination other than Puncak. However, efforts are made to develop tourism in the Ciomas area to guarantee and protect the local environment. Currently, Ciomas has various tourism objects such as the Nangka waterfall and the Luhur waterfall and handicrafts such as gongs, shoes, wayang golek, agro-tourism in the west of the site, as well as community-owned plantations and agricultural areas with panoramic beauty of Mount Salak and its natural beauty. In the future, it is hoped that the development of tourism in Ciomas will still pay attention to the balance between the development of tourism objects and the surrounding environment, including a maximum built area coefficient (KDB) of 40% and a green area of at least 60% of the site area.The river basin defined as a green area is 2 times the width of the river. On the hotel's site, the KDB is 20%, and the green watershed area is 2 times the width of the river (15 m). At the site, the type of tree planted is to maintain the existing tree and move the existing tree to another area in the site. The addition of trees from the outside is for aesthetic purposes only. Water infiltration is propagated through paving pavements which can increase surface water infiltration and use of infiltration wells in several places.