DETAIL KOLEKSI

Desain pahat pemboran PCD dengan metode systematic index pada lapangan panas bumi "R" sumur "D" trayek 9-7/8"


Oleh : Maekel Abdul Hakim

Info Katalog

Nomor Panggil : 936/TP/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Suryo Prakoso

Pembimbing 2 : Puri Wijayanti

Subyek : Drilling tool - Design;Engineering - Methodology;Oil technical - Research

Kata Kunci : existing pattern, pattern CTI, screening pattern

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TM_071001400094_Halaman-Judul.pdf
2. 2018_TA_TM_071001400094_BAB-1.pdf
3. 2018_TA_TM_071001400094_BAB-2.pdf
4. 2018_TA_TM_071001400094_BAB-3.pdf
5. 2018_TA_TM_071001400094_BAB-4.pdf
6. 2018_TA_TM_071001400094_BAB-5.pdf
7. 2018_TA_TM_071001400094_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
8. 2018_TA_TM_071001400094_LAMPIRAN.pdf

L Lapangan MAH Blok Utara ini adalah salah satu lapangan yang berada di Kalimantan selatan. Lapangan MAH Blok Utara ini mulai berproduksi pada tahun 1961 dengan volume minyak awal sebesar 215.3 MMSTB. Lapangan ini memiliki empat lapisan produktif yaitu a,b,c,d yang diproduksikan secara commingle. Puncak produksi minyak pertama dicapai pada tahun 1963 sebesar 451 MBOPM lalu terus mengalami decline hingga pada tahun 1995, dilakukan secondary recovery dengan metode waterflood sampai dengan tahun 2018. Hingga tahun ini memiliki kumulatif produksi minyak sebesar 46.7 MMSTB. Lapangan MAH Blok Utara ini memiliki total 61 sumur yang terdiri dari 47 sumur produksi dan 14 sumur injeksi dengan luas area ±5 km2 . Lapangan MAH Blok Utara ini termasuk lapangan mature waterflood dengan recovery faktor sebesar 21.3%. Seiring dengan proses injeksi dan produksi, tentunya kondisi distribusi saturasi minyak dan air yang ada didalam pori batuan sudah sangat berbeda dengan kondisi awal ketika dilakukan injeksi air. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi pattern sumur yang ada saat ini untuk optimasi injeksi air dan memilih pola sumur injeksi-produksi existing yang optimal untuk pilot injeksi kimia. Dengan menentukan pola sumur injeksi-produksi existing dari pekerjaan waterflood, menentukan Sumur CTI dan menentukan pola sumur injeksi-produksi CTI maka dapat ditentukan pola sumur existing terbaik sebagai usulan pilot chemical flood dan ranking dari pola sumur CTI sebagai usulan optimasi waterflood. Data produksi-injeksi dari tiap sumur pada Lapangan MAH Blok Utara, data titik koordinat sumur, dan data properti batuan reservoir adalah data yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yang pertama adalah analisis well connectivity dengan menggunakan grafik produksi minyak, produksi gross/liquid, injeksi air, submergen, dan watercut. Hasil dari analisis tersebut adalah pattern existing waterflood yang akan di usulkan untuk dilakukannya pilot chemical flood. Lalu dilakukan screening metode EOR untuk menentukan metode yang cocok untuk dilakukan pilot pada pattern existing tersebut. Lalu dilakukan analisis penentuan sumur convert to injector dengan menggunakan tiga jenis analisis yaitu heterogenitas indeks, scatter plot, dan well position. Kemudian hasil ketiga analisa tersebut dilakukan screening dengan memberi bobot pada tiap hasil analisis untuk mendapatkan kandidat-kandidat sumur convert to injector. Kemudian dibuat pola sumur injeksi-produksi CTI dari sumur kandidat CTI tersebut tanpa mengganti pattern existing yang telah terbentuk dari proses waterflood. Setelah pola sumur injeksi-produksi existing dan CTI terbentuk dilakukan screening dengan menggunakan parameter seperti remaining oil in place, properti batuan reservoir, dan letak patahan. Kemudian dari hasil screening dengan menggunakan parameter tersebut didapat urutan dari hasil screening tersebut dengan pattern #11 sebagai existing pattern terbaik untuk usulan untuk pilot polymer flood dan pattern ke 2, 5, 3, 6, 12, 10, dan 1 sebagai ranking pattern CTI untuk optimasi waterflood kedepannya.

T The North Block MAH Field is one of the fields in South Kalimantan. The North Block MAH Field began production in 1961 with an initial oil volume of 215.3 MMSTB. This field has four productive layers, namely a, b, c, d which are produced commingle. The first peak of oil production was achieved in 1963 amounting to 451 MBOPM and then continued to experience decline until 1995, carried out secondary recovery with the waterflood method until 2018. Until this year had a cumulative oil production of 46.7 MMSTB. The North Blok MAH field has a total of 61 wells consisting of 47 production wells and 14 injection wells with an area of ± 5 km2. The North Block MAH field includes a mature waterflood field with a recovery factor of 21.3%. Along with the process of injection and production, of course the conditions of the distribution of oil and water saturation in the pore of the rock are very different from the initial conditions when the water injection is done. Therefore, it is necessary to evaluate the existing well pattern for water injection optimization and select the existing injection well-pattern that is optimal for chemical injection pilots. By determining the pattern of existing injection wells from waterflood work, determining the CTI well and determining the CTI production-injection well pattern, the best existing well pattern can be determined as a proposed chemical flood and ranking pilot from the CTI well pattern as a waterflood optimization proposal. Production-injection data from each well in the North Block MAH Field, well coordinate point data, and reservoir rock property data are the data used in this study. This research was carried out in three stages, the first is the analysis of well connectivity using oil production charts, gross / liquid production, water injection, submergent, and watercut. The result of the analysis is the existing waterflood pattern that will be proposed for the chemical flood pilot. Then an analysis of the determination of convert to injector wells was carried out using three types of analysis, namely index heterogeneity, scatter plot, and well position. Then the results of the three analyzes are screened by giving weight to each analysis result to get well convert to injector candidates. Then the CTI production-well injection pattern from the CTI candidate well was made without replacing the existing pattern that had been formed from the waterflood process. After the existing injection-production and CTI wells were formed, screening was done using parameters such as remaining oil in place, reservoir rock properties, and fault location. Then from the screening results using these parameters the sequence of the screening results is obtained with pattern # 11 as the best existing pattern for the proposal for chemical flood pilots and the 2nd, 5th, 3rd, 6th, 12th, 10th, and 1th pattern as the CTI ranking pattern for waterflood optimization in the future.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?