Hubungan antara kebugaran dan kejadian migren pada remaja
M Migren merupakan salah satu jenis nyeri kepala primer yang paling seringditemukan. Studi oleh Global Burden Study menemukan bahwa kelainan inimerupakan penyebab disabilitas kedua tertinggi di dunia dengan prevalensi padaperempuan sebesar 18% sedangkan pada laki-laki sebesar 6%.METODEPenelitian ini menggunakan Penelitian ini merupakan penelitian analitikobservasional dengan desain potong-silang (cross-sectional). berlokasi di SMA78 Jakarta Barat, dengan cara tes jalan 6 menit dan wawancara. Data dianalisismenggunakan SPSS 29 dengan uji kemaknaan fisher p = 0,360.HASILPada uji Fisher yang dilakukan antara variabel kebugaran dan kejadian migrenjuga didapatkan hasil yang tidak bermakna secara statistik dengan nilai p=0,360.Namun jika dilihat dari sebaran data, dapat terlihat bahwa seluruh respondendengan kebugaran baik tidak mengalami migren, sedangkan 13,3% respondendengan kebugaran buruk mengalami migren. Meskipun tidak bermakna secarastatistik, namun dapat terlihat bahwa kejadian migren didapatkan pada respondendengan kebugaran buruk.KESIMPULANPada penelitian ini dapat disimpulkan:Terdapat 10,8% dari seluruh 135 respondenyang mengalami migren dengan persentase kejadian migren didapatkan lebihtinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Sebanyak 87,8% respondenmemiliki tingkat kebugaran yang buruk Tidak terdapat hubungan yang bermaknasecara statistik antara jenis kelamin dan kejadian migren ataupun antara kebugarandan kejadian migren.
M Migraine is one of the most common types of primary headache. A study by theGlobal Burden Study found that this disorder is the second highest cause ofdisability in the world with a prevalence in women of 18% while in men it is 6%.METHODThis research uses this research is an observational analytical study with a crosssectional design. located at SMA 78 West Jakarta, with a 6 minute walk test andinterview. Data were analyzed using SPSS 29 with Fisher\'s significance test p =0.360.RESULTSIn the Fisher test carried out between the fitness variable and the incidence ofmigraine, the results were also not statistically significant with a value of p =0.360. However, if you look at the data distribution, it can be seen that allrespondents with good fitness did not experience migraines, while 13.3% ofrespondents with poor fitness experienced migraines. Even though it is notstatistically significant, it can be seen that the incidence of migraines is found inrespondents with poor fitness.CONCLUSIONIn this study it can be concluded: There were 10.8% of all 135 respondents whoexperienced migraines with the percentage of migraine incidents being found tobe higher in men than women. As many as 87.8% of respondents had a poor levelof fitness. There was no statistically significant relationship between gender andthe incidence of migraines or between fitness and the incidence of migraines.