DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara keteraturan sarapan pagi dan jenis makanan dengan indeks massa tubuh pada siswa SMA


Oleh : Vicky Octaviani

Info Katalog

Nomor Panggil : 641.52-OCT-h

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Dharma Sutanto

Subyek : Body mass index;Breakfast

Kata Kunci : breakfast, types of food, body mass index, adolescents, RDI, breakfast quality

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TA_SKD_03011297_Halaman-Judul.pdf
2. 2015_TA_SKD_03011297_Pengesahan.pdf
3. 2015_TA_SKD_03011297_Bab-1_Pendahuluan.pdf 5
4. 2015_TA_SKD_03011297_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2015_TA_SKD_03011297_Bab-3_Kerangka-Konsep.pdf
6. 2015_TA_SKD_03011297_Bab-4_Metode-Penelitana.pdf
7. 2015_TA_SKD_03011297_Bab-5_Hasil-Penelitan.pdf
8. 2015_TA_SKD_03011297_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2015_TA_SKD_03011297_Bab-7_Kesimpulan.pdf
10. 2015_TA_SKD_03011297_Daftar-Pustaka.pdf
11. 2015_TA_SKD_03011297_Lampiran.pdf

I Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu gizi lebih dan gizi kurang dan berdasarkan RISKESDAS 2013, kejadian gizi lebih mengalami peningkatan yanglebih signifikan pada anak, remaja dan dewasa. Sarapan pagi merupakan makananyang terpenting untuk memulai aktivitas harian terutama pada masa remaja karenamasa yang kritis dan menentukan perilaku gizi yang akan terbawa hingga dewasa.Idealnya sarapan pagi memenuhi 25% dari AKG. Namun karena berbagaikesibukan dan keterbatasan waktu, sarapan seringkali dilewatkan dan kualitassarapan yang baik pun tidak mendapat perhatian. Padahal menurut beberapapenelitian sebelumnya, sarapan pagi dapat mencegah terjadinya kelebihan beratbadan namun di sisi lain terdapat penelitian yang berpendapat sebaliknya.METODEPenelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional yangmengikutsertakan 156 siswa SMAK Penabur Bintaro jaya. Data kuantitatif yangdigunakan adalah data primer yang didapatkan dari pengukuran berat badan dantinggi badan serta kuesioner yang meliputi keteraturan sarapan pagi dan FoodFrequency Questionnaire selama 3 hari. Analisis data menggunakan programSPSS for Windows versi 20.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya0,05.HASILHasil perhitungan status gizi menunjukkan sebagian besar responden memilikiindeks massa tubuh yang normal. Kualitas sarapan hampir seluruh respondenberhubungan dengan jenis makanan tidak memenuhi 25% AKG. Hasil analisisstatistik bivariat dengan uji chi-square keteraturan sarapan pagi, jenis makan danindeks massa tubuh diperoleh nilai p>0,05.KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keteraturansarapan pagi dan jenis makanan dengan indeks massa tubuh pada siswa SMA.Namun pada orang yang tidak teratur mengkonsumsi sarapan pagi memiliki risikosebesar 1,35 kali untuk terjadi indeks massa tubuh tidak normal dan pada orangyang sarapan paginya tidak memenuhi AKG yang dianjurkan memiliki risikosebesar 1,2 kali untuk terjadi indeks massa tubuh tidak normal.

I Indonesia has been suffered a double nutrition matters, those are over nutritionand under nutrition. Based on RISKESDAS 2013, the incidence of over nutritionincreased more sigificant in children, adolescents and adults. Breakfast is the mostimportant meal to start daily activity, especially in adolescence , because it is acritical period which determines their future nutritional behavior. Ideally,breakfast fulfills 25% of RDI (Recommended Dietary Intake). But, because ofsome activites and limitation of time, people often skip their breakfast and do notconcern their breakfast quality. There are some previous studies proved thatbreakfast might prevent the incident of overweight, but there are also someprevious studies proved conversely.METHODSA cross-sectional analitycal study was conducted and a total of 156 students wereincluded at Penabur Bintaro Jaya High School. The quantitative data is a primerdata which has been collected by measuring body weight-height and usingquestionnaire, covering the regularity of breakfast and food frequencyquestionnaire for 3 days. Data analysis was performed using SPSS for Windowsrelease 20.0 and level of significance was set at 0.05.RESULTSThe nutritional state calculation shows that most of the subjects have a normalbody mass index. The breakfast quality links to the types of food of almost theentire subjects are not fulfiled 25% RDI. Bivariate statistical analysis of thebreakfast regularity, types of food and body mass index using chi-square testshows that p value>0.05.CONCLUSIONSThis study revealed that there is no correlation between the regularity of breakfastand types of food with body mass index in high school students. However, inpeople who do not regularly eat breakfast have a risk of 1.35 times for havingabnormal body mass index and in people who do not meet their breakfast RDAhave a risk of 1.2 times for having abnormal body mass index.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?