Hubungan indeks masa tubuh ibu dengan berat badan lahir bayi
B BBL merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi BBLR & BBLL memiliki risiko mortalitas dan morbiditas yang tinggi bahkan menjadi penyebab utama kematian pada masa neonatal. Untuk mengurangi risiko terjadinya bayi dengan BBLR/BBLL, ibu dapat melakukan persiapan kehamilan dengan memperhatikan IMT. Di Indonesia, berdasarkan data riskesdas tahun 2010, persentase berat lahir > 4000 gram adalah 6,4%. Sementara untuk BBLR angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu dengan yang lain, yaitu berkisar antara 9%-30%. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross sectional yang mengikutsertakan 54 ibu yang melahirkan bayi hidup di RS Seto Hasbadi Bekasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medis pasien mengenai usia, Paritas, BBL, BB dan TB yang dikalkulasikan sesuai rumus IMT serta dimasukan kedalam klasifikasi IMT Asia-Pasifik. Analisis data dengan menggunakan SPSS dengan uji statistik chi-square menghasilkan kemaknaan sebesar kurang dari 0,05. Hasil analisis data univariat didapatkan kelompok usia paling banyak diantara 20- 35 tahun dengan IMT paling banyak 17 subjek (31,5%) underweight dan rerata BBL bayi yang normal yaitu 2.881 gram. Hasil analisis data bivariat dengan menggunakan uji chi-square mengenai hubungan IMT ibu dengan BBL didapatkan nilai p 0,000. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara IMT ibu sebelum hamil dengan BBL bayi, namun bukan berarti hanya IMT ibu sebelum hamil yang dapat mempengaruhi BBL bayi.
I IBW is a factor that affects the development and growth of a baby. LBW & HBW babies have a high risk of mortality and morbidity and are the main cause of death in the neonatal period. To reduce the risk of having babies with LBW / HBW, mothers can make preparations for pregnancy by paying attention to BMI. In Indonesia, based on riskesdas data in 2010, the percentage of birth weight> 4000 grams is 6.4%. While for LBW the incidence in Indonesia varies greatly from one another, which ranges from 9% -30%. This study used an observational analytic study with a cross sectional design which included 54 mothers who gave birth to live babies at Seto Hasbadi Hospital, Bekasi. Data was collected using secondary data, namely the patient's medical record regarding age, parity, IBW, weight and height calculated according to the BMI formula and included in the Asia-Pacific BMI classification. Data analysis using SPSS with the chi-square statistical test resulted in a significance of less than 0.05. The results of univariate data analysis found that the most age groups between 20-35 years with BMI were at most 17 subjects (31.5%) underweight and the mean normal IBW was 2.881 grams. The results of bivariate data analysis using the chi-square test regarding the relationship of BMI of mothers with IBW are p value = 0,000. This study shows that there is a relationship between maternal BMI before pregnancy and IBW, but that does not mean only mother's BMI before pregnancy can affect baby's birthweight.