Pengaruh mendengarkan musik dengan kejadian insomnia pada mahasiswa
I Insomnia adalah gejala kesulitan tidur yang terus-menerus, kerap terbangun dari tidur dan singkatnya waktu tidur, serta ketidakmampuan untuk tidur secara pulih. Pada tahun 2018, prevalensi insomnia sebesar 10% pada penduduk Indonesia. Dilaporkan bahwa insomnia terjadi pada 18,5% mahasiswa dibandingkan populasi umum. Mahasiswa sering melakukan aktivitas yang menyebabkan insomnia dan gangguan tidur ketika mereka stres. Terapi musik adalah salah satu cara pengobatan non-farmakologi untuk membantu penderita insomnia yang sulit untuk tidur. Pendekatan ini lebih berhasil dan tidak memiliki efek jangka panjang.METODEPada penelitian ini, digunakan metode quasi-experimental dengan desain randomized pre-test and post-test control group. Populasi pada penelitian ini adalah 400 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Kampus A Universitas Trisakti. Terdapat 36 sampel pada penelitian ini yang terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol di mana setiap kelompoknya berisikan 18 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling. Proses analisis data pada penelitian ini menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 27.0.1.HASILTidak terdapat pengaruh bermakna antara jenis kelamin (p = 1,000 pada kelompok eksperimen dan kontrol saat pre-test dan post-test) serta usia (p = 0,333 pada kelompok eksperimen saat pre-test, p = 0,151 pada kelompok kontrol saat pre-test, dan p = 1,000 pada kelompok eksperimen maupun kontrol saat pre-test dan post-test) dengan kejadian insomnia pada mahasiswa. Selanjutnya, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh bermakna antara mendengarkan musik dengan kejadian insomnia pada mahasiswa (p = 1,000 pada kelompok eksperimen saat pre-test dan post-test).KESIMPULANTidak terdapat pengaruh bermakna antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian insomnia pada mahasiswa, akan tetapi, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh bermakna antara mendengarkan musik dengan kejadian insomnia pada mahasiswa.
I Insomnia is a symptom of persistent difficulty sleeping, frequent awakenings and short sleep periods, also the inability to fall asleep properly. In 2018, the prevalence of insomnia was 10% in the Indonesian population. It is reported that insomnia occurs in 18,5% of students compared to the general population. Students often do activities that cause insomnia and sleep disturbances when they are stressed. Music therapy is a non-pharmacological treatment method to help insomnia sufferers who have difficulty sleeping. This approach is more successful and does not have long-term effects.METHODSIn this study, a quasi-experimental method was used with a randomized pre-test and post-test control group design. The population in this study was 400 students from the Faculty of Economics and Business, Accounting Department, Campus A, Universitas Trisakti. There were 36 samples in this study which were divided into experimental and control groups, where each group contained 18 respondents. The sampling technique in this research was simple random sampling. The data analysis process in this research used the 27.0.1 version of the Statistical Package for Social Sciences (SPSS) program.RESULTSThere was no significant influence between gender (p = 1,000 in the experimental and control groups at pre-test and post-test) and age (p = 0,333 in the experimental group at pre-test, p = 0,151 in the control group at pre-test, and p = 1,000 in the experimental and control groups at pre-test and post-test) with the incidence of insomnia in students. Furthermore, the results showed that there was a significant influence between listening to music and the incidence of insomnia in students (p = 1,000 in the experimental group at pre-test and post-test).CONCLUSIONSThere was no significant influence between gender and age with the incidence of insomnia in students, however, the results showed that there was a significant influence between listening to music with the incidence of insomnia in students.