Gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi terhadap tata laksana kasus avulsi gigi permanen di wilayah DKI Jakarta
L Latar belakang : Avulsi gigi permanen adalah terlepasnya gigi secara utuh darisoket tulang alveolar dan merupakan salah satu trauma dentoalveolar yangserius. Prognosis gigi avulsi dipengaruhi oleh prosedur pertolongan pertamadan tindakan yang diberikan. Dokter gigi seharusnya memiliki pengetahuanyang cukup dalam penanganan trauma avulsi. Tujuan : Untuk mengetahuibagaimana tingkat pengetahuan dokter gigi umum di DKI Jakarta terhadap tatalaksana kasus trauma avulsi gigi permanen. Metode : Jenis penelitian inimenggunakan metode observasional deskriptif dengan rancangan penelitiancross sectional atau potong silang. Penelitian ini dilakukan kepada 98 doktergigi umum di DKI Jakarta menggunakan kuesioner dengan 13 pertanyaan yangdibagikan secara daring dalam bentuk Google form. Data yang diperoleh dibagimenjadi 3 kategori yaitu berpengetahuan baik (≥76%), berpengetahuan sedang(56-75%), berpengetahuan kurang (≤55%). Hasil : Dari penelitian ini,mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan hasil dokter gigi yangberpengetahuan baik sebanyak 21,4%, berpengetahuan sedang yaitu sebanyak53,1% dan 24,5% lainnya berpengetahuan kurang. Kesimpulan : Berdasarkanhasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dokter gigi di DKI Jakarta perlulebih meningkatkan pengetahuan mengenai tata laksana avulsi gigi permanen.
B Background : Avulsion of permanent teeth is one of the most seriousdentoalveolar injuries. Appropriate emergency management and a treatmentplan are important for a good prognosis. Therefor general dental practitioners(GDPs) must have adequate knowledge regarding the management ofpermanent avulsed teeth. Objective : Evaluate the knowledge base andpreferred methods of general dental practitioners regarding the managementof avulsed teeth. Methods : Observativational descriptive with cross sectionalwas employed for sample selection. A pre-tested 13-item online questionnairewas distributed to 98 Jakarta GDPs. The data obtained was then chategorizedinto 3 level which are high (≥76%), moderate (56-75%), and low (≤55%).Results: This study revealed that the majority of GDPs knowledge are moderate.21,4% participants showed good knowledge, while 53,1% are moderate, andthe other 24,5% lack the knowledge needed to manage avulsions. Conclusions :The study findings showed that the Jakarta GDPs need to improve theirknowledge about the management of permanent avulsed teeth.