Gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa program profesi fakultas kedokteran gigi tentang fotografi dental : kajian pada mahasiswa angkatan 2016 dan 2017 di Universitas DKI Jakarta
L Latar belakang: Salah satu bentuk penerapan “digital dentistry†adalah fotografi dental, yaitu sebuah pencitraan biomedik yang menghasilkan gambaran digital dan dapat merepresentasikan gambaran rongga mulut seperti keadaan aslinya. Fotografi dental merupakan hal yang sangat esensial karena dapat diterapkan dalam aspek berikut: rekam medis dan medicolegal; pemeriksaan, penegakan diagnosis dan rencana perawatan; edukasi (bagi mahasiswa dan pasien); publikasi ilmiah (penelitian dan studi kasus); dan komunikasi (dokter gigi, perawat, tekniker, dan pasien). Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa program profesi fakultas kedokteran gigi (FKG) tentang fotografi dental. Metode: Studi potong silang dilakukan dengan melibatkan 197 mahasiswa program profesi FKG yang tersebar di DKI Jakarta, meliputi Universitas Trisakti, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Universitas Yarsi, dan Universitas Indonesia. Kuesioner berjumlah 29 pertanyaan, yang terdiri atas 14 pertanyaan pengetahuan dan 15 pernyataan sikap dan diberikan kepada responden dalam bentuk google form. Aspek pengetahuan dan sikap dikategorikan dalam tingkatan, yaitu baik, cukup, dan kurang. Hasil: Sebanyak 66% mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik terhadap fotografi dental, diikuti oleh 27% mahasiswa dengan pengetahuan cukup, dan 7% mahasiswa dengan pengetahuan kurang. Kemudian, mayoritas mahasiswa memiliki sikap baik (96%) dan hanya 4% mahasiswa memiliki sikap cukup tentang fotografi dental. Kesimpulan Sebagian besar mahasiswa program profesi fakultas kedokteran gigi di DKI Jakarta memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang baik tentang fotografi dental.
B Background: Dental photography as part of digital dentistry is biomedical imaging that produces digital images representing the oral cavity that is closest to reality. In clinical practice, dental photography plays essential role, such as: dental record and medicolegal documentation; clinical assessment, diagnosis, and treatment planning; patient education; academic purposes; scientific research publication; communication. Aim: The aim of this study is to describe the level of knowledge and attitude of dental clinical students in DKI Jakarta regarding dental photography. Methods: A cross-sectional survey involving 197 dental clinical students (Trisakti University, University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Yarsi University, and University of Indonesia) was conducted by using an online questionnaire which consists of 14 questions to assess knowledge and 15 statements to assess attitude towards dental photography (benefit, basic procedure, equipment and dental armamentarium, object, and informed consent regarding dental photography). Results: Under the knowledge section, 66% of students have good knowledge, followed by 27% of students with fair knowledge, and 7% of students with poor knowledge. Most of the students have good attitudes (96%) and only 4% of students have fair attitude towards dental photography. Conclusion: The majority of dental clinical students have good knowledge and skills regarding dental photography. In order to maximize the use of photography in dental practice, dental photography should be integrated into the curriculum of dentistry and more exposure (such as seminars and workshops) should be encouraged.