L Latar Belakang: Kanker nasofaring masih berada pada urutan keempat penyakit kanker terbanyak di Indonesia. Permasalahan kekambuhan lokal dan metastasis masih menjadi alasan utama yang membatasi efektifitas dari kemoterapi dan radioterapi untuk penyembuhan kanker tersebut. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan mekanisme apoptosis. Apoptosis dapat diinduksi menggunakan zat antikanker yang salah satunya terdapat pada bahan alam, seperti InsP6. Penggunaan InsP6 diusahakan pada kadar konsentrasi minimum dengan efek yang ditimbulkan dapat semaksimal mungkin, maka dari itu digunakan penggabungan InsP6 dengan histon agar dapat menetralisir muatan negatif dari InsP6. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat efektifitas InsP6 secara tunggal dalam menginduksi apoptosis serta mengetahui efektifitas histon sebagai bahan campuran dalam meningkatkan kemampuan InsP6 dalam menginduksi apoptosis pada sel HONE-1 dengan analisis sub-G1. Metode: Sel HONE-1 diberi perlakuan InsP6 1-500 μM, histon 1-500 μg/mL, gabungan InsP6 10 μM dengan histon 1-500 μg/mL, gabungan InsP6 100 μM dengan histon 1-500 μg/mL, pelarut, dan TRAIL sebanyak 10 ng/mL. Sel kemudian ditandai dengan fluorokrom hipotonik, diukur dengan flow cytometry, dan dilakukan analisis sub G1 untuk mendeteksi sel yang mengalami apoptosis. Hasil: InsP6 pada berbagai konsentrasi dinilai efektif dalam menginduksi apoptosis, contoh 10 μM dapat menyebabkan 10,58% sel HONE1 mengalami apoptosis. Penggabungan dengan histon 10 μg/mL menyebabkan persentasenya meningkat menjadi 48,48%. Kesimpulan: InsP6 secara tunggal dapat menimbulkan apoptosis dengan kadar persentase yang semakin meningkat seiring dengan kadar persentase yang meningkat pula. Histon juga mampu meningkatkan kemampuan InsP6 dalam menginduksi apoptosis pada sel HONE-1.