Perancangan concert hall di BSD dengan pendekatan arsitektur metafora
D Dalam era globalisasi ini banyak sekali perubahan dan perkembangan, dari segi sosial budaya maupun seni dan teknologi. Dan banyak sekali aliran – aliran musik baru yang bermunculan di berbagai penjuru dunia. Sehingga menimbulkan peningkatan minat pada sektor seni pertunjukkan musik di Indonesia. Pada seni pertunjukkan, khususnya pada seni pertunjukan musik, bangunan yang menyediakan ruangan dengan panggung dan kursi penonton sangat dibutuhkan untuk melaksanakan pementasan. Concert Hall adalah tempat yang paling optimal untuk dilaksanakannya pementasan seni musik karena memiliki fasilitas yang mendukung. Concert Hall dapat kita temui di seluruh belahan dunia termasuk salah satunya di Indonesia. Namun kuantitas dan kualitas dari Concert Hall di Indonesia stagnan dan tidak ada penambahan yang berbanding terbalik dengan minat masyarakat Indonesia akan seni pertunjukkan musik yang terus bertambah. Walau Jakarta sudah memiliki Aula Simfonia Jakarta dan juga Balai Sarbini, hanya dua bangunan tersebutlah yang bisa representative untuk dijadikan pementasan seni musik di Indonesia. Maka dari itu perancangan Concert Hall ini diharapkan dapat menampung minat masyarakat yang kian meningkat. Concert hall direncanakan berlokasi di kawasan BSD yang dimana sering menjadi tempat berkumpul para pegiat seni pertunjukan musik. BSD seringkali menjadi pusat pengadaan event – event musik besar nasional maupun internasional. Kawasan BSD terkenal dengan bangunan – bangunan nya yang ikonik dan sangat berbeda dengan bangunan sekitar wilayah tersebut. Hal yang harus diperhatikan selama perancangan adalah maksud, tujuan, dan tipologi bangunan agar masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mengenali bangunan concert hall ini, sehingga pendekatan Arsitektur Metafora dipilih.
I In this era of globalization, there are many changes and developments, in terms of socio-culture as well as art and technology. And a lot of new genres of music that have sprung up in various parts of the world. This has led to increased interest in the performing arts sector in Indonesia. In the performing arts, especially in the performing arts of music, a building that provides a room with a stage and audience seats is needed to carry out the performance. Concert Hall is the most optimal place for performing musical arts because it has supporting facilities. Concert Halls can be found in all parts of the world, including one in Indonesia. However, the quantity and quality of Concert Halls in Indonesia is stagnant and there are no additions which are inversely proportional to the growing interest of the Indonesian people in the performing arts of music. Although Jakarta already has the Jakarta Simfonia Hall and the Sarbini Hall, only these two buildings can be representative to be used as musical performances in Indonesia. Therefore, the design of the Concert Hall is expected to accommodate the increasing public interest. The concert hall is planned to be located in the BSD area which is often a gathering place for music performing arts activists. BSD is often the center for the procurement of major national and international music events. The BSD area is famous for its iconic buildings and is very different from the buildings around the area. Things that must be considered during the design are the aims, objectives, and typology of the building so that the Indonesian people can easily recognize this concert hall building, so the Metaphor Architecture approach is chosen.