Hubungan antara stres dengan siklus menstruasi pada siswi sma
G Gangguan siklus menstruasi sangat rawan terjadi pada remaja putri. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terganggunya siklus menstruasi pada wanita, salah satunya adalah stres. Siswi sekolah menengah atas merupakan salah satu kelompok remaja putri yang beresiko terjadinya stres. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan uji untuk mengetahui prevalensistres pada suatu sekolah menengah atas dan ditemukan bahwa 30% siswa mengalami gejalastres yang serius. Penelitian lain menemukan bahwa terdapat hubungan antara stres dengansiklus menstruasi. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh stres terhadap siklus menstruasi pada remaja putri, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara stres dengan siklus menstruasi pada siswi SMA di Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan desain potong lintang yangmengikutsertakan 250 siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Jakarta Selatan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berisi nama, usia, data menstruasi (siklusmenstruasi, lama menstruasi, usia menarke, dismenore, hipermenore) dan kuesionerPerceived Stress Scale (PSS) sebagai alat ukur stres. Analisa data menggunakan SPSS versi20.0 dan tingkat kemanaan yang digunakan besarnya 0,05. Pada penelitian ini didapatkan prevalensi stres sebanyak 70,4% dan dari seluruh responden,sebanyak 37,6% mengalami gangguan siklus menstruasi. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan hubungan yang bermakna antara stres dengan siklus menstruasi pada siswi SMAN 3 Jakarta (p=0,000). Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara stres dengan siklus menstruasipada siswi SMA. Stres merupakan salah satu faktor terjadinya gangguan siklus menstruasi pada remaja putri.
M Menstrual cycle in teenage women are prone to interference. Various factors may cause such condition, among them is stress. High school students are among the groups who are highly susceptible to stress. A previous study has found that 30% students are in serious distress.Another study has found a correlation between stress and menstrual cycle. To confirm whether or not such relationship is true for teenagers, there is a need for an investigation among female high school students in Jakarta. This study utilizes cross sectional observational analytics that includes 250 female students of SMAN 3, South Jakarta. Data is collected with questionnaire that includes questions asfollows: name, age, menstrual data (menstrual cycle, length of menstrual period, age of menarche, dysmenorrhea, hypermenorrhea), and Perceived Stress Scale (PSS) questionnaireto quantify stress levels. Data analysis is conducted through the use of SPSS 20.0, with significance level of 0.05. This study reveals the stress prevalence of 70.4% in all correspondents. Among them, 37.6%experiences interference in their menstrual cycle. Data analysis is conducted throug hutilizing Chi-square method, that finds significant correlation between stress and menstrual cycle in female students of SMAN 3 Jakarta (p=0.000). Stress is one of the factors affecting menstrual cycle interference in women in teenage age.This study shows that stress is related to menstrual cycle interference in female high school students.