Minimasi biaya persediaan dan optimasi jumlah bahan baku makanan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk perishable product pada restoran seafood
R Restoran Seafood Pondok Mutiara 68 menyediakan beberapa makanan laut diantaranya adalah berbagai jenis ikan laut, kepiting, udang, cumi, kerang, dan berbagai jenis sayuran dan makanan lainnya. Ketersediaan dan kualitas bahan baku makanan yang akan dibeli dari supplier merupakan salah satu aspek terpenting dari bisnis kuliner seafood karena kualitas bahan baku akan mempengaruhi rasa dan kenikmatan makanan yang akan disajikan. Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kondisi pembelian bahan baku makanan dari supplier yang terkadang atau sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sehingga terjadi persediaan bahan baku yang berlebih karena produk merupakan perishable product sehingga dapat menyebabkan meningkatnya biaya persediaan (inventory cost). Tujuan penelitian yang dilakukan adalah meminimasi biayapersediaan, mengoptimasi jumlah bahan baku makanan, dan juga menentukan waktu pemesanan yang tepat untuk bahan baku kepiting jantan, udang pacet jumbo, dan lobster dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk perishable product. Untuk melakukan perhitungan usulan kebijakan persediaan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan peramalan untuk mendapatkan nilai permintaan periode mendatangdengan metode time series dan artificial neural network. Setelah metode peramalan dengan nilai error terendah diperoleh, selanjutnya dilakukan estimasi permintaan untuk 3 bulankedepan yang akan digunakan sebagai dasar untuk perhitungan usulan kebijakan persediaan restoran. Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan dengan 2 model EOQ untuk mendapatkan jumlah pembelian bahan baku dan total biaya persediaan yang optimal. Hasil perhitugan total cost yang didapatkan untuk usulan kebijakan persediaan produk kepiting jantan untuk model EOQ tanpa memperhatikan aspek perishable adalah Rp. 951,057.04 per sekali pesan dan Rp. 19,021,140.8 untuk 20 kali pesan dengan pemesanan setiap 4 – 5 hari, biaya tersebut dapat menghemat 78.65% dari biaya aktualyaitu Rp. 89,100,000. Model ini digunakan karena kepiting pada saat tiba dari suppliermasih dalam keadaan hidup. Hasil dari total cost usulan untuk produk udang pacet jumbolebih besar dari biaya aktual yaitu Rp. 3,724,057.24 per sekali pesan, jumlah bahan bakuyang dipesan ke supplier lebih kecil dibandingkan dengan nilai aktual yaitu 11.73 Kg persekali pesan dengan frekuensi pemesanan sebanyak 46 kali dengan pemesanan setiap 2hari. Hasil perhitungan total cost yang didapatkan untuk usulan kebijakan persediaanproduk lobster lebih besar dari nilai aktual yaitu Rp. 13,540,816.91 per sekali pesan. Dalamkurun waktu 3 bulan, restoran hanya perlu memesan lobster sebanyak 5 kali dengan 34 kguntuk sekali pesan, hal ini disebabkan karena bahan baku lobster disimpan di dalam freezer.
P Pondok Mutiara 68 provides some seafood including various types of fish, crabs, shrimp, squid, clams, and various types of vegetables and other foods. The need for food raw materials that purchased from suppliers is one of the most important aspects of the culinary business because the quality of raw materials will affect the taste and enjoyment of the food itself. The problem found in this research is the condition of purchasing raw materials from suppliers which sometimes or often does not meet the needs needed, so that excess raw material inventory occurs because the product is a perishable product so that it can cause an increase in inventory costs. The purpose of the research is to minimize inventory costs, optimize the amount of food raw materials, and determine the exact order time for male crabs, jumbo tiger shrimp, and lobsters with the Economic Order Quantity (EOQ) method for perishable products. To calculate the proposed inventory policy, the first step is to forecast the future value of the demand using the time series method and artificial neural network. After the method with the lowest error value is chosen, the forecast demand for the coming period for the next 3 months will be used as the base value for calculating the proposed restaurant inventory policy. The next step is to do calculations with 2 EOQ models to get the optimal amount of raw material purchases and total inventory costs. The result of the calculation of the total cost obtained for the proposed inventory policy of male crab products for the EOQ model without regard to the perishable aspect is Rp. 951,057.04 per message and Rp. 19,021,140.8 for 20 orders with an order every 4 - 5 days, these costs can save 78.65% of the actual costs, the actual cost is Rp. 89,100,000. This model is used because crabs upon arrival from suppliers are still alive. The result of the proposed total cost for jumbo pacet shrimp products is greater than the actual cost of Rp. 3,724,057.24 per message, the amount of raw materials ordered to the supplier is smaller than the actual value of 11.73 kg per message with a frequency of ordering 46 times with orders every 2 days. The calculation result of the total cost obtained for the proposed lobster product inventory policy is greater than the actual value of Rp. 13,540,816.91 per message. Within a period of 3 months, restaurants only need to order lobster 5 times with 34 kg for one order, this is because the raw materials of lobster are stored in the freezer.