Usulan pengendalian persediaan 'packaging material glass' di PT KCI Glass Packaging dengan memperhatikan tingkat waste proses packing menggunakan Model Fuzzy Lead Time
P PT. KCI Glass packaging merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri kemasan glass (kaca) yang digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, pharmasi dan kosmetik dengan pangsa pasar dalam dan luar negeri. Industri ini merupakan salah satu industri yang mempunyai persaingan yang ketat, ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah perusahaan yang memproduksi kemasan glass dengan berbagai bentuk dan ukuran. Dengan banyaknya perusahaan pesaing, PT. KCI Glass Packaging tentunya hams mampu merebut pangsa pasar dan mempertahankan konsumennya. Kondisi ini menuntut perusahaan tidak hanya menghasilkan produk dengan kualitas yang prima dan tepat waktu, tetapi perusahaan juga harus mempertimbangkan masalah pengendalian persediaan serta penghematan biaya produksi. Selain raw material dan glass (kaca) itu sendiri, komponen lain yang harus diperhatikan adalah packaging material (kemasan pembungkus glass), mengingat harga dari setiap item material packaging yang mahal.Pengendalian persediaan merupakan hal yang hams menjadi perhatian karena dengan adanya pengendalian persediaan yang optimum maka pengeluaran biaya dapat ditekan dan produksi tidak terganggu. Saat ini perusahaan menggunakan program pengendalian persediaan berdasarkan kebiasaan yang telah berjalan. Hal ini sering tidak efektif dan terkadang terjadi masalah karena permintaan pasar yang bersifat probabilistik. Banyaknya jumlah item produk serta adanya waste di lantai produksi menyebabkan sering terjadinya kekurangan persediaan packaging material. Perbaikan ulang setting dari mesin packing telah dilakukan dan temyata mampu meminimasi masalah waste sebesar 15 %. Penelitian tentang persediaan dilakukan pada tujuh item material packaging yang permintaannya terbesar dan pengerjaannya menggunakan mesin packing untuk kondisi sebelum dan ses baikan setting mesin packing. Untuk proses perhitungannya digunakan mod persediaan Inventory Control with Fuzzy Lead-time.Langkah aina adalah menambahkan adanya waste terhadap demand kemudiandilakukan pengolahan data dengan model persediaan Fuzzy dalam dua kondisi. Untuk model persediaan ini didapatkan order quantity, biaya-biaya persediaan, total biaya yang dihasilkan, serta waktu pemesanan yang optimal. Setelah melalui proses perhitungan, model Inventory Control with Fuzzy Lead-time menjadi model persediaan paling optimal sebab menghasilkan total biaya persediaan paling rendah, yaitu Rp 29.664.525.924,68. untuk perhitungan sebelum perbaikan setting mesin packing dan. Rp. 20.581.010.912,35. untuk sesudah perbaikan setting mesin packing. Sedangkan untuk model persediaan yang dijalankan perusahaan saat ini membutuhkan total biaya sebesar Rp 35.279.456.456,40. Jika dibandingkan dengan total biaya menggunakan metode yang telah lama dianut oleh perusahaan maka terjadi penurunan biaya sebesar 17,14 %, jika dibandingkan dengan total biaya sesudah perbaikan setting mesin packing. Untuk memudahkan pengaplikasian model persediaan yang diusulkan maka dibuat program berdasarkan sistem Fuzzy Decision Maker untuk mengambil keputusan. Program ini menggunakan skenario-skenario penempatan order, type fungsi keanggotaan, dan jenis keanggotaan sebagai batasan permasalahan.