Analisis parameter partikulat dan hubungannya dengan jumlah kendaraan di DKI Jakarta
P Pencemaran udara merupakan masalah lingkungan yang sangat penting dan secara langsung dapat dikaitkan dengan penyebab utama menurunnya kualitas udara ambien. Sebagai ibukota negara, OKI Jakarta mempunyai peran strategis dalam perkembangan ekonomi negara. Karena hampir semua perusahaan mempunyai kantor di DKI Jakarta. Hal ini menyebabkan peningkatan arus urbanisasi dan tingginya frekuensi kendaraan di DKI Jakarta. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai kualitas udara di lima kotamadya di DKI Jakarta, dalam ha! ini yang diteliti adalah parameter partikulat dan pengaruh hubungan jumlah kendaraan terhadap konsentrasi pencemar.Penelitian dilakukan tanggal I 0 Mei 2004 sampai 28 Mei 2004 di 5 (lima) wilayah kotamadya DKI Jakarta, meliputi: 1. Jakarta Pusat: di belakang Apartemen Paviliun, kelurahan Karet Tengsin, kecamatan Tanah Abang, 2. Jakarta Utara: di depan Bursa Mobil AXC, kelurahan Kelapa Gading Timur, kecamatan Kelapa Gading, 3. Jakarta Barat: di samping Pasar Burung Kemanggisan, kelurahan Kemanggisan, kecamatan Palmerah, 4. Jakarta Selatan: di depan pompa bensin, kelurahan Pejaten Barat, kecamatan Pasar Minggu, 5. Jakarta Timur: di depan Pos Koperasi TNI AD, kelurahan Kramat Jati, kecamatan Kramat Jati. Analisis partikulat menggunakan metode gravimetri.Berdasarkan hasil pengukuran di DKI Jakarta, konsentrasi partikulat berkisar antara 300µg/m3 sampai 1000 ug/rrr', Konsentrasi partikulat terendah berada di daerah Jakarta Barat pada pukul 12.30- 15.30 tanggal 14 Mei 2004, yaitu sebesar 382,3 7 ug/m". Dan konsentrasi partikulattertinggi berada di daerah Jakarta Pusat pada pukul 09.00-12.00 tanggal 27 Mei 2004, yaitu sebesar 986,22 µg/m3• Berdasarkan hasil simulasi perhitungan menggunakan Box Model dispersi kadar debu di t?dara ambien berkisar antara 100 µg/m3 - 300 µg/m3, dengan konsentrasi partikulat terendah sebesar 105,67 µg/m3 dan konsentrasi partikulat tertinggi sebesar 265,25µg/m3• Berdasarkan hasil simulasi menggunakan perhitungan Gauss Model dispersi kadar debudi udara ambien berkisar antara 90 µg/m3 - 1200 µg/m3, dengan konsentrasi partikulat terendah sebesar 98,27 µg/m3 dan konsentrasi partikulat tertinggi sebesar 1116,29 ug/rrr', Kadar debu berdasarkan rata-rata hasil perhitungan Box Model dan Gauss Model lebih kecil dad rata-rata hasil pengukuran di lapangan karena dipengaruhi oleh faktor: I. Intensitas energi yang digunakan dalam perhitungan berdasarkan sumber dari Departemen Perhubungan dengan keadaan mesin kendaraan bermotor berada dalam kondisi yang baik. Sedangkan kondisi kendaraan bermotor di lapangan tidak selalu baik, 2. Kecepatan kendaraan pada perhitungan dianggap konstan, yaitu 40 km/jam. Sedangkan kecepatan kendaraan di lapangan bervariasi, 3. Perhitungan Box Model dan Gauss Model tidak memperhitungkan emisi partikulat yang berasal dari sumber lain, 4. Pada pengukuran di lapangan terdapat faktor-faktor penghambat dispersi emisi partikulat, yaitu pepohonan dan bangunan.Agar dapat menurunkan pencemaran udara, perlu studi lebih lanjut khusunya faktor yang menjadi penyebab meningkatnya volume kendaraan di DKI Jakarta yang cukup besar setiap tahunnya, dan mencari upaya pencegahannya. Misalnya program perbaikan sarana transportasi umum sehingga menarik minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum