Analisis beban emisi gas rumah kaca karbon dioksida (CO2) di Bandar Udara Internasional Kualanamu Sumatera Utara
T Transportasi udara memudahkan manusia untuk pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cara yang efektif dan efisien. Salah satu bandar udara di Pulau Sumatera dengan kegiatan penerbangan terpadat adalah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatera Utara. Setiap tahunnya, tingkat kepadatan penerbangan di bandara senantiasa mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan perpindahan penduduk.. Meningkatnya aktivitas di sektor penerbangan akan memberikan kontribusi pada pemanasan global. Berdasarkan kondisi tersebut, penurunan emisi gas rumah kaca menjadi salah satu target pemerintah Indonesia guna meningkatkan kembali kualitas udara dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi emisi gas rumah kaca dengan parameter CO2 pada tahun 2014-2018 yang dihasilkan dari kegiatan di Bandar Udara Internasional Kualanamu. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode Tier 1 dan Tier 2 Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2019 untuk menghitung beban emisi CO2. Metode Tier 1 dihitung berdasarkan kegiatan penerbangan komersial, Main Power Station (MPS), dan ground handling pada pesawat, sedangkan metode Tier 2 dihitung berdasarkan tipe pesawat Hasil perhitungan menunjukkan bahwa beban emisi CO2 pada tahun 2014 sampai 2018 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Emisi CO2 pada tahun 2018 sebesar 453.6627 ton. Hasil perhitungan metode tier 2 IPCC tahun 2019 memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding metode tier 1. Hal ini disebabkan karena perhitungan metode tier 2 menggunakan data yang lebih spesifik, yaitu data spesifik pesawat, dimana setiap tipe pesawat memiliki faktor emisi CO2 yang berbeda-beda. Upaya yang dapat dilakukan dalam menurunkan beban emisi CO2 di lingkungan Bandra Internasional Kualanamu adalah penggunaan bahan bakar alternatif pada pesawat terbang dengan mengganti jenis bahan bakar avtur jet A1 menjadi bahan bakar biofuel.
A Air transportation enable people to move away from one to the other in a way that effectively and efficiently. One of the airports on the Sumatra with the densest flight activities is Kualanamu International Airport, located in Deli Serdang, North Sumatra. Every year, the level of flight density at the airport always increases along with the needs of population movement. Growth in the aviation activity sector will contribute the global warming. About these conditions, the reduction of greenhouse gas emissions is one of the targets of the Indonesian government to improve air quality and the environment. This study aims to conduct an inventory of greenhouse gas emissions by CO2 parameters in 2014- 2018 resulting from aviation activities at Kualanamu International Airport. The calculation methods used are Tier 1 and Tier 2 (Intergovernmental Panel on Climate Change) IPCC 2019 methods to calculate the burden of CO2 emissions. The Tier 1 method is calculated based on commercial aviation activities, Main Power Station (MPS), and Ground handling on the aircraft, while the Tier 2 method is calculated based on the type of aircraft. The calculation results showed that the burden of CO2 emissions in 2014 to 2018 has increased every year. The total CO2 emissions calculated in 2018 is about 453,6627 tons. The results of the IPCC Tier 2 method calculation gave higher results than the Tier 1. This condition caused by some factors, the tier 2 method calculation uses more specific data, such as characteristic data of aircraft, where each type of aircraft has different CO2 emission factors. The action that can be done to reducing the burden of CO2 emissions in the Kualanamu International Airport is the using of alternative fuels on airplanes from Avtur jet A1 fuel to the biofuel.