Upaya konservasi untuk mereduksi banjir di Sub-das Cisadane hulu akibat perubahan tata guna lahan
P Pesatnya laju pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang kini terjadi di DAS Cisadanehulu telah merubah tata guna lahan yang ada. Hal ini dikarenakan keterbatasan lahan diperkotaan yang mengakibatkan intervensi kegiatan pada lahan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah konservasi dan ruang terbuka hijau. Terkait dengan permasalahan tersebut, muncul tantangan dalam mengelola banjir di DAS Cisadane hulu dengan mengendalikan air di bagian hulu dengan upaya konservasi sehingga limpasan air yang menuju ke hilir dapat tereduksi. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hidrograf satuan sintetik yang memiliki parameter tata guna lahan dan mengkalibrasikannya dengan pengukuran debit. Debit puncak yang diambil untuk menghitung upaya konservasi yaitu menggunakan curah hujan rencana kala ulang 50 tahun. Hasil yang didapat yaitu perubahan koefisien pengaliran (C) untuk hidrograf Nakayasu mengalami peningkatan dari sebelumnya 0,267 di tahun 2003 ke 0,271 di tahun 2010. Perubahan peningkatan bilangan kurva (curve number) untuk hidrograf US-SCS juga terjadi di tahun 2003 sebanyak 68,51 ke tahun 2010 sebanyak 68,55. Berdasarkan kalibrasi hidrograf santuan sintetik Nakayasu, US-SCS, dan pengukuran debit, jenis hidrograf yang mewakili atau sesuai untuk wilayah sub-DAS Cisadane hulu yaitu hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Hasil perhitungan dan desain untuk upaya konservasi teknis dengan kala ulang 50 tahun dapat dilakukan adalah dengan menggunakan 2 alternatif. Alternatif pertama yaitu pembuatan embung di 5 titik berbeda di wilayah sub-DAS Cisadane hulu. Dari alternatif pertama mampu mengurangi debitsebanyak 50,06%. Alternatif kedua yaitu dengan mengkombinasikan embung, sumur resapan, lubang resapan biopori, dan bioretensi untuk membantu mereduksi banjir di sub-DAS Cisadane hulu. Dari alternatif kedua mampu mengurangi debit sebanyak 50,49 %.
T The rapid rate of population growth and the urbanization that happened at Cisadaneupstream has changed the land use. This is due to the limitation of land in urban areas that results in intervention activities on land that should be serve as a conservations area andopen green space. Associated with these problems, emerging challenges in managing flood in Cisadane upstream by controlling water at the upper part of basin with the conservations so that the run-off can be reduced. The study was done by comparing the synthetic unit hydrograph that use land usage parameters and calibrate it with a measurement of discharge. Peak discharge is taken to calculate the effort of conservations using the 50 years precipitation. The results obtained, namely changes in the run-off coefficient (C) for Nakayasu synthetic unit hydrograph has increased from 2003 the previous year 0,267 to 0,271 in year 2010. The changes also increased the number of curves (curve number) for US-SCS synthetic unit hydrograph from 68,51 to 68,55. Based on the calibration of Nakayasu synthetic unit hydrograph, US-SCS synthetic unit hydrograph, and measurements of discharge, the kind of hidrograf that represent for the Cisadane sub-basin is Nakayasu synthetic unit hydrograph. The calculation and design for technical conservations with the 50 years precipitation can be done in 2 alternatives. The first alternative is using retention pond in 5 different location on Cisadane upstream. From the first alternative, it was able to reduce the discharge as much as 50,06%. The second alternative is a combination between the retention pond, the absorption well, the absorption hole, and bioretention to help reduce floods in the Cisadane upstream. The second alternative was able to reduce the discharge as much as 50,49%.