Kronostratigrafi paleogen berdasarkan nanofosil gampingan di Cekungan Makassar Selatan
S Secara administratif lokasi penelitian terletak di daerah lepas pantai Sulawesi Selatan, pulau Tanakeke. Lokasi penelitian masuk dalam Formasi Toraja dan Formasi Malawa yang merupakan batuan sedimen berbutir kasar – halus yang terdapat di sumur “CBâ€. Penelitian ini menggunakan nanofosil gampingan sebagai objek penelitian yang berasal dari sampel serbuk bor yang telah di preparasi dengan jumlah 100 sampel yang dimulai dari kedalaman 9 m – 2288 m, dengan interval 18 m. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nanofosil gampingan di Sumur “CB†dan umur geologi, laju sedimentasi serta kronostratigrafi di daerah Sulawesi Selatan. Nanofosil pada Sumur “CB†memiliki kelimpahan yang sangat melimpah dan jarang – cukup jarang di beberapa kedalaman. Preservasi nanofosil pada Sumur “CB†baik – sedang. Terdapat 7 datum yang berhasil di identifikasi, yaitu LO Watznaueria spp, FO Reticulofenestra reticulata yang termasuk ke Zona NP16 (Eosen Tengah), LO Discoaster saipanensis yang termasuk ke Zona NP20 (Eosen Akhir), LO Ericsonia/C.formosus dan LO Reticulofenestra umbilicus yang termasuk Zona NP21 (Oligosen Awal) dan terakhir adalah FO Sphenolithus distentus dan FO Sphenolithus ciperoensis yang termasuk ke Zona NP23 (Oligosen Tengah). Kecepatan sedimentasi pada penelitian dijumpai pada Eosen Tengah – Eosen Akhir yang memiliki kecepatan sedimentasi relatif rendah 13,45cm/Kyr dan pada Oligosen Tengah memiliki kecepatan sedimentasi 3,61cm/Kyr. Pada penelitian ini dijumpai 2 ketidakselarasan yaitu, ketidakselarasan pada batas umur Kapur Akhir (Maastrichian) – Paleosen Awal (Danian) dan ketidakselarasan pada umur Eosen Akhir – Oligosen Awal. Dari tua ke muda ketidakselarasan terjadi pada batas Kapur Akhir – Paleosen Awal yang diperkirakan sebagai dampak dari meteor (66 Ma) Kemudian pada batas Eosen Akhir – Oligosen Awal terjadi ketidakselarasan yang diinterpretasikan sebagai akibat dari peristiwa geologi global yaitu Oi-1 Glasiasi (33 Ma).
T The research site is administratively located in offshore of South Sulawesi Tanakeke island. The research location includes The Toraja and Malawa Formation, which are coarsed – fine grained sedimentary rock in “CB†well. The research uses Calcareous nannofossils as research object which come from prepared drill cutting samples that have been prepared . The goal of this research are to determine the characteristics of calcareous nannofossils in “CB†well and geological age, sedimentation rate, and chronostratigraphy in the South Sulawesi area. Nanofossils in the \"CB\" well are very abundant and rare - very rare at some depths. The preservation of nanofossils in the \"CB\" Well is good - moderate. There are 7 datums that have been identified, that are LO Watznaueria spp, FO Reticulofenestra reticulata which belongs to Zone NP16 (Middle Eocene), LO Discoaster saipanensis which belongs to Zone NP20 (Late Eocene), LO Ericsonia/C.formosus and LO Reticulofenestra umbilicus which including Zone NP21 (Early Oligocene) and finally FO Sphenolithus distentus and FO Sphenolithus ciperoensis which belong to Zone NP23 (Middle Oligocene). The sedimentation speed in the study was found in the Middle Eocene - Late Eocene which had a relatively low sedimentation rate of 13.45cm/Kyr and in the Middle Oligocene it had a sedimentation rate of 3.61cm/Kyr. Two unconformities are found in this study, such as an unconformity at the Late Cretaceous (Maastrichian) – Early Paleocene (Danian) age boundary and an unconformity at the Late Eocene – Early Oligocene age boundary. The unconformity occurs at the Late Cretaceous - Early Paleocene boundary which is thought to be the impact of a meteor (66 Ma). Then at the Late Eocene - Early Oligocene boundary an unconformity occurs which is interpreted as the result of a global geological event, that is the Oi-1 Glaciation (33 Ma).