DETAIL KOLEKSI

Usulan perbaikan kualitas pada proses produksi down tube 1 dengan menggunakan penerapan Metode Six Sigma dan FMEA di PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing

4.0


Oleh : Billy Billiant Standy K

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

Pembimbing 1 : Hidayat .A

Pembimbing 2 : Nataya Charoonsri

Subyek : Motorcycles - Quality control;Six sigma (Quality control standard)

Kata Kunci : quality improvement, production process, six sigma method, manufacturing

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2008_TA_TI_06303141_Halaman-Judul.pdf 19
2. 2008_TA_TI_06303141_Bab-1.pdf 5
3. 2008_TA_TI_06303141_Bab-2.pdf
4. 2008_TA_TI_06303141_Bab-3.pdf
5. 2008_TA_TI_06303141_Bab-4.pdf
6. 2008_TA_TI_06303141_Bab-5.pdf
7. 2008_TA_TI_06303141_Bab-6.pdf
8. 2008_TA_TI_06303141_Daftar-Pustaka.pdf 1
9. 2008_TA_TI_06303141_Lampiran.pdf

P PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing adalah salah satu perusahaan manufactur yang memproduksi sepeda motor . Dengan berkembangnya industri di Indonesia, maka dibutuhkan daya saing yang tinggi dari setiap industri tersebut agar dapat bertahan dan menjadi yang terbaik dimata para pelanggan. Oleh karena itu, setiap industri harus melakukan peningkatan yang signifikan terhadap teknologi yang digunakan maupun dari sisi kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan.Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menentukan produk yang bermasalah ,menidentifikasi jenis cacat dari produk bermasalah tersebut , menghitung nilai DPMO dan tingkat sigma, menentukan cacat paling dominan dan manganalisa penyebab permasalahan dari jenis cacat, memberikan usulan perbaikan , dan menghitung DPMO dan tingkat sigma setelah implementasi.Permasalahan utama yang harus dihadapi PT. Yamaha Indonesia MotorManufacturing adalah terdapat kesenjangan antara rata-rata persen defect yang diharapkan sebesar 0.05 % dengan rata-rata persen defect yang dihasilkan pada setiap bulannya adalah0. 1691 % terhadap kecacatan produk pada proses produksi Frame (Mio). Pengendali an kualitas produk tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan metode Six Sigma (DMAIC) serta Fl'v!EA .Penelitian dilakukan terhadap produk yang paling bermasalah bardasarkan ratiocacat yang paling besar yaitu produk Down Tube 1. Berdasarkan hasil wawancara, hal-hal kritis yang mempengaruhi kualitas pada proses produksi (CTQ) adalah Scracth, Pecah, Gelombang, Buny, Penyok, Karat, Salah Material dan Cutting Pendek. Dari hasil yang dilakukan selama pengamatan, Nilai Defect per Million Opportunities (DPMO) adalah sebesar 191,1581 dan tingkat Sigma adalah sebesar 5,0523 sigma. Berdasarkan diagram Pareto, maka didapat 5 cacat yang paling dominan yaitu Pecah, Scracth, Burry, Cutting Pendek dan Gelombang. Ak:ar permasalahan dari jenis-jenis cacat tersebut diidentifikasi dengan menggunakan diagram Ishikawa dan diagram Why. Dari tiap jenis kegagalan tersebut ditentukan efek yang ditimbulkan dari tiap jenis kegagalan . Tingkat keparahan keparahan (Severity), tingkat kemungkinan terjadinya kagagalan (Occurance), dan tingkat kesulitan pendeteksian kegagalan (Detectability).Usulan perbaikan untuk perusahaan difokuskan pada penyebab dari kegagalan pada proses yang memiliki 3 peringkat teratas (rangking pertama, kedua dan ketiga) dari nilai RPN yang diperoleh dari setiap jenis fungsi proses yang sama antara lain fungsi proses Bending Roll 1 yaitu cara pemasangan material yang salah, cara pasang stopper pada mandrel kurang maju dan mandrel kurang maju; fungsi proses Press Stamping yaitu adjust DH terlalu turun; dan fungsi proses Press Cutting yaitu punch die tumpul, operator kurang teliti dan kurangnya skill Dandori bagi operator.Setelah dilakukan perbaikan pada tahap improve terhadap penyebab kegagalanyang memiliki 3 peringkat teratas dari setiap jenis fungsi proses yang sama pada metode FMEA, maka diperoleh nilai DPMO sebesar 61,2035 dan tingkat sigma sebesar 5,3476. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai DPMO sebesar 67,98% dan kenaikan tingkat sigma 5,52% pada proses produksi Down Tube 1.

P PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing is one of the manufacturers which produces motorcycle. By the development of industry in Indonesia a high competition capacity of every industry is urgently needed in order to survive or ever be the best to its customers. Therefore, every industry has to make significant increase of utilized technology and service product as well as output quality.The objective of this reseach is to determine the problematical products , to identitythe defects of the mentioned products, to calculate the DPMO value and sigma level, to determine the dominant defects and analyze the causes of the problem from the kind of product defects, to provide improvement proposals and calculate DPMO value as well as sigma level after the implementation of the improvement.The main problem faced by PT.Yamaha Indonesia Motor Manufacturing are in the discrepancy between the expected defects percentage average of0,05% and the defects average percentage product defects in the Frame (Mio) of production process. The above mentioned product quality control can be done by applying the Six Sigma (DMAIC) and FMEA methods .The research is done to the most problematic products based on the biggest defectratio which is Down Tube 1 products. Based on the interview result, the critical factors that influenced the quality of production process (CTQ) are scractch, cracked , corrugated, burry, dented, wrong material , and short cutting . By the result after observation. Defect value per million opportunities (DPMO) is 191,1581 and sigma level is 5,0523 sigma. Based on pareto diagram, five dominant defects are found which are caracked, scratch, burry, short cutting and dented. The problematic root of the mentioned defects is identified by using ishikawa and why diagrams. From each ofthe kinds of failure it is determined its existing effects such as level of failure difficulties detection (detectability).Improvement proposal for the company is focused on the cause of failure in the 3 top ranking process (the first, second and third). RPN value obtained from every kind of material installment, wrong stopper installment on less forward mandrel as well as less forward mandrell ; the adjust DH process function of press stamping is too downward and press cutting function process is blunt punch die, careless operator as well as less skill dandori for operator.After making improvement on improve level to the cause of failure which havethree top level of every kind of similar function process on F.MEA methode, it is obtained DPMO value of 61,203 5 and sigma level of 5,3476. It is indicated that there is a decrease DPMO value of 67, 98 %and an increase of 5,52% sigma level in Down Tube 1 production process.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?