DETAIL KOLEKSI

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian fraktur osteoporosis pada lansia

0.0


Oleh : Soraya Verina

Info Katalog

Nomor Panggil : 618.976 716/VER/f

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Pembimbing 1 : Sapto Adji Hardjosworo

Subyek : Geriatrics - osteoporosis

Kata Kunci : osteoporosis fractures, osteoporosis, elderly, fractures

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2014_TA_KD_03010259_Halaman-Judul.pdf
2. 2014_TA_KD_03010259_Bab-1-Pendahuluan.pdf 4
3. 2014_TA_KD_03010259_Bab-2-Tinjauan-Literatur.pdf
4. 2014_TA_KD_03010259_Bab-3-Kerangka-Konsep.pdf
5. 2014_TA_KD_03010259_Bab-4-Metode.pdf
6. 2014_TA_KD_03010259_Bab-5-Hasil.pdf
7. 2014_TA_KD_03010259_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2014_TA_KD_03010259_Bab-7-Kesimpulan.pdf
9. 2014_TA_KD_03010259_Daftar-Pustaka.pdf 4
10. 2014_TA_KD_03010259_Lampiran.pdf

P Prevalensi usia lanjut di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya prevalensi fraktur osteoporosis pada lansia. Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian fraktur osteoporosis pada lansia. Tujuan dari studi ini adalah untuk membuktikan besar pengaruh usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, merokok, aktivitas fisik dan riwayat keluarga osteoporosis terhadap kejadian fraktur osteoporosis pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan crosssectional dengan jumlah sampel yang digunakan sebesar 62 sampel di rs X diTangerang. Data dikumpulkan dengan cara mengambil data sekunder dari rumah sakit dan data primer dari hasil wawancara kepada sampel. Analisis data dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Terdapat hubungan antara usia dengan kejadian fraktur osteoporosis (p=0,049) dengan usia 60-74 tahun berisiko 2,8 kali. Jenis kelamin berubungan dengan fraktur osteoporosis (p= 0,024) dengan wanita berisiko 4 kali lebih besar. Riwayat keluarga osteoporosis berhubungan dengan kejadian fraktur osteoporosis.(p=0,000) dengan memiliki riwayat keluarga osteoporosis berisiko 7 kali lebih besar. Aktivitas fisik berhubungan dengan fraktur osteoporosis. (p=0,946) dengan aktivitas ringan berisiko 2,8 kali lebih besar. BMI tidak berhubungan dengan kejadian fraktur osteoporosis (p=0,492) dengan overweight dan obese berisiko 1,4 kali lebih besar.Merokok tidak berhubungan dengan fraktur osteoporosis (p=0,265) dengan tidak memiliki riwayat merokok berisiko 0,5 kali lebih besar. Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga fraktur osteoporosis,dan aktivitas fisik memiliki hubungan terhadap kejadian fraktur osteoporosis pada lansia. SedangkanBMI dan merokok tidak memiliki hubungan terhadap kejadian fraktur osteoporosis pada lansia.

T The prevalence of advanced age in Indonesia is increasing in line with the increasing prevalence of osteoporosis fractures in the elderly. Many factors can affect the incidence of osteoporosis fractures in the elderly. The purpose of this study was to prove the influence of age, sex, body mass index, smoking, physical activity and family history of osteoporosis on osteoporosis fracture incidence in the elderly. This research uses analytical research method with cross sectional approach with the number of samples used is 62 samples in RS X in Tangerang. Data was collected by taking secondary data from hospitals and primary data from interviews with the sample. Data analysis using SPSS 17.0 for Windows program. There is a relationship between age and the incidence of osteoporosis fractures (p = 0.049) with ages 60-74 years at 2.8 times the risk. Gender is associated with osteoporosis fractures (p = 0.024) with women at 4 times greater risk. Family history of osteoporosis is associated with osteoporosis fractures (p = 0,000) with a family history of osteoporosis at 7 times greater risk. Physical activity is associated with osteoporosis fractures. (p = 0.946) with mild activity at 2.8 times greater risk. BMI was not associated with the incidence of osteoporotic fractures (p = 0.492) with overweight and obese 1.4 times greater risk. Smoking was not associated with osteoporosis fracture (p = 0.265) with no smoking history at 0.5 times greater risk. Age, gender, family history of osteoporosis fractures, and physical activity have a relationship with osteoporosis fracture incidence in the elderly. Whereas BMI and smoking did not have an association with the incidence of osteoporosis fractures in the elderly.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?