Profil lesi oral secara histopatologi pada laboratorium opadcore Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
P Pembaruan data epidemiologi lesi oral untuk mengevaluasidistribusi dan frekuensi relatif dari lesi oral pada Laboratorium OPaDCOREFakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. Tujuan: Untuk mengetahuiklasfikasi berdasarkan karakteristik dari lesi oral secara histopatologi padalaboratorium OPaDCORE berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, lokasi anatomi,penyakit sistemik, kebiasaan buruk, dan spesialisasi dokter gigi pengirim spesimen.Metode: Penelitian observasional deskriptif menggunakan pendekatan potongsilangdalam durasi 4 tahun (2020-2023). Data laporan histopatologi lesi oral yangtercantum diagnosis klinis, interpretasi histopatologi, jenis kelamin, usia, lokasi asalpengambilan jaringan biopsi atau sitologi, dan spesialisasi dokter gigi pengirim.Pengambilan data rekam medis pasien OPaDCORE untuk mendapatkan datapenyakit sistemik dan kebiasaan buruk pasien yang kemudian semua data initerkomputerisasi menggunakan Microsoft® Excel database. Hasil: Sebanyak 120laporan kasus hasil biopsi jaringan didapatkan lesi terbanyak yaitu: kista radikular(23,33%), granuloma periapikal (15%), kista dentigerous (14,17%), fibro-epitelhiperplasia (10%), dan mucocele (4,17%). Berdasarkan jenis kelamin, perempuan(52,5%) lebih banyak ditemui lesi oral dibandingkan pada laki-laki (47,5%).Berdasarkan usia, kelompok usia anak-anak (0-17 tahun) sering ditemui kistadentigerous (30%) dan radikular (30%), kelompok usia dewasa (18-64 tahun)adalah kista radikular (23,53%), kelompok usia lanjut usia (≥65 tahun) adalah fibroepitelhiperplasia (25%). Penyakit sistemik yang ditemui pada pasien dengan lesioral yaitu alergi (30,43%), hipertensi (26,09%), dan gastritis (21,74%). Terdapat 29spesimen oral mycological smear dengan hasil (+) infeksi kandida dan 1 kasus oralcytological smear. Cheilitis angularis (41,38%) merupakan diagnosis klinis yangpaling banyak ditemui. Kesimpulan: Lesi oral yang paling banyak ditemui padaLaboratorium OPaDCORE adalah kista radikular (23,33%) di tulang maksila. Jeniskelamin yang paling banyak didapatkan lesi oral adalah perempuan dewasa.
A A comprehensive renewal of epidemiological data was carried out atUniversitas Trisakti’s OPaDCORE Laboratory to evaluate the frequency anddistribution of oral lesions. Objective: The research also sought to distinguish orallesions according to their histopathological attributes, while considering factorssuch as age, gender, predilection, systemic disease, bad habits, and the dentist's areaof expertise. Method: The study is a 4-year descriptive observational research onoral lesions, using a cross-sectional approach from January 2020 to October 2023.The data collected includes clinical diagnosis, histopathological interpretation,patient demographics, biopsy location, and medical history. The data wascomputerized using Microsoft® Excel database. Results: A total of 120 biopsytissue reports showed that the most common oral lesions were radicular cyst(23.33%), periapical granuloma (15%), dentigerous cyst (14,17%), fibro-epithelialhyperplasia (10%), and mucocele (4,17%). Women (52,5%) had more oral lesionsthan men (47,5%). Among youngsters (0-17 years old), dentigerous cysts (30%)and radicular cysts (30%) were common, while radicular cysts (23,53%) werecommon among adults (18-64 years old), and fibro-epithelial hyperplasia (25%)was common among the elderly (≥65 years old). Patients with oral lesions often hadallergies (4,14%), hypertension (3,55%), and gastritis (2,96%). Bad habits were alsoencountered with the frequency of smokers (4,73%) found in patients being higher.Candida infection was found in 29 oral mycological smear specimens, and therewas one case of cytological smear. Angular cheilitis (41.38%) was the mostdiagnosed condition. Conclusion: Radicular cysts (23,33%) were the mostcommon oral lesion found in the maxillary, with a higher prevalence in adultfemales according to OPaDCORE Laboratory’s analysis.