Perbandingan aksesibilitas pelayanan kesehatan balita pada 3 provinsi berdasarkan studi status gizi Indonesia 2021
B Balita (anak bawah lima tahun) adalah anak yang sedang mengalami periode golden age karena peningkatan tumbuh kembang paling pesat ada pada periode ini. WHO memberikan anak pada usia ini perhatian lebih karena termasuk ke dalam kelompok yang rentan selain ibu hamil dan lansia. Berdasarkan data profil kesehatan tahun 2020 angka kematian pada balita sebanyak 2.506 balita. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari tahun 2019 yaitu 2.927 Balita, meskipun mengalami penurunan tetapi angka tersebut masih sangat tinggi. Penyebab kematian pada balita ini sebagian besar masih dapat dicegah, salah satunya dengan cara mengoptimalkan pelayanan kesehatan. Akses pelayanan kesehatan dapat dikatakan baik apabila tercapainya kesetaraan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kesetaraan tersebut ditentukan oleh beberapa variabel yaitu Demand, Supply dan Barrier. Penelitian dilakukan untuk membandingkan aksesibilitas pelayanan Kesehatan balita pada 3 provinsi berdasarkan studi status gizi Indonesia 2021.METODEPenelitian ini merupakan analitik observasional desain cross-sectional dengan mengambil data sekunder melalui SSGI 2021 dan Profil Kesehatan di Litbangkes Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian ini mengambil seluruh balita pada provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah yang tercatat dalam data SSGI 2021 yaitu: 826 balita. Analisis data menggunakan uji Kruskall Wallis untuk membandingkan aksesibilitas 3 provinsi dan uji Mann Whitney U untuk membandingkan antara 2 provinsi dan diolah dengan program SPSS.HASILHasil analisis antara membandingkan aksesibilitas pelayanan kesehatan balita pada 3 provinsi menggunakan uji Kruskall wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p-value: 0,000) skor relatif aksesbilitas pelayanan kesehatan balita pada provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Tengah.KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan skor relatif aksesibilitas pelayanan kesehatan yang signifikan pada Provinsi DKI Jakarta (0,675) menjadi yang tertinggi dibandingkan Banten (0,146), dan Jawa Tengah (0,027).
T Toddlers (children under five years) are children who are experiencing a golden age period because the growth and development is the most rapid during this period. WHO gives children at this age more attention because they are included in a vulnerable group besides pregnant women and the elderly. Based on the health profile data for 2020, the mortality rate for toddlers is 2,506. This number has decreased from 2019 which is 2,927, however although it has decreased, this number is still very high. Most of the causes of death in toddlers can still be prevented, one of which by optimizing health services. Access to health services can be said to be good if equity is achieved in ultilizing health services. To achieve this is determined by several variable such as demand, supply and barrier. This research was conducted to compare the accessibility of health services for toddler in 3 provinces based on the Indonesia Nutritional Status Study 2021.METHODSThis study is an analytical observational study with a cross-sectional design by collecting secondary data through SSGI 2021 and health profile at the Litbangkes Ministry of Health of the Republic of Indonesia. This research took all the toddlers in the provinces of DKI Jakarta, Banten, Central Java which were recorded in the SSGI 2021 data: 826 toddlers. Data analysis used the Kruskall Wallis test to compare the accessibility of 3 provinces and the Mann Whitney U test to compare between 2 provinces and was processed with the SPSS program.RESULTSThe results of the analysis between comparing the accessibility of health services for toddlers in 3 provinces using the Kruskall Wallis test showed that there were significant differences (p-value: 0,000) in the relatif score of the accessibility of health services for toddlers in DKI Jakarta, Banten and Central Java.CONCLUSIONSThis study shows that there is a significant difference in the relatif score of accessibility to health services in DKI Jakarta (0.675) being the highest compared to Banten (0.146) and Central Java (0.027).