L Latar Belakang: Perawatan yang dilakukan untuk menghalangi keparahan derajat maloklusi yang sedang berkembang yaitu perawatan ortodonti interseptif. Perawatan ortodonti interseptif dilakukan pada periode gigi bercampur. Instrumen penapisan kebutuhan perawatan ortodonti interseptif pada anak dalam periode gigi bercampur yaitu Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodonti Interseptif (IKPO-I). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan perawatan ortodonti interseptif yaitu tingkat pendidikan orang tua. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan perawatan ortodonti interseptif pada anak usia 8-11 tahun dengan tingkat pendidikan orang tua di SDN Kenari 08 Jakarta Pusat. Metode: Pemeriksaan intra oral pada anak dengan kaca mulut yang dilakukan oleh dokter gigi menggunakan IKPO-I. Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong silang. Hasil: Subjek penelitian diperoleh sebanyak 172 murid SDN Kenari 08 Jakarta Pusat. Hasil pemeriksaan menggunakan IKPO-I diperoleh 82 anak (47,7%) membutuhkan perawatan ortodonti interseptif, 17 anak (9,9%) tidak membutuhkan perawatan ortodonti, dan 30 anak (17,4%) membutuhkan perawatan korektif. Tingkat pendidikan orang tua sebagian besar berada pada tingkat pendidikan rendah sebanyak 129 (75,0%). Berdasarkan uji korelasi Spearman, hasil menunjukkan hubungan yang signifikan (p = 0,008). Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan ortodonti interseptif dengan tingkat pendidikan orang tua.