Perancangan kawasan pusat kota lama Bandung dengan pendekatan arsitektur kontekstual
K Kawasan pusat kota lama Bandung merupakan kawasan cagar budaya. Bangunan-bangunan bersejarah yang tersebar di kawasan kota lama Bandung dapat menjadi salah satu daya tarik pariwisata kota Bandung, namun infrastruktur pendukung, seperti fasilitas pejalan kaki, belum memenuhi fungsi yang seharusnya. Selain itu, kondisi bangunan yang terbengkalai membuat kawasan kota lama Bandung kurang menarik untuk dikunjungi sehingga kawasan ini hanya beraktivitas di saat terang dan menjadi “mati†pada malam hari. Dalam perancangan kawasan kota lama Bandung, digunakan pendekatan arsitektur kontekstual agar perancangan tetap memperhatikan kondisi lingkungan eksisting, yaitu kawasan cagar budaya, dengan tujuan agar kawasan kota lama Bandung tetap lestari dan nilai sejarahnya tetap terjaga dengan menyediakan sarana pejalan kaki yang walkable, dan preservasi bangunan cagar budaya dapat meningkatkan potensi lokal dan pariwisata kota lama.
T The old town area of Bandung is a cultural heritage area. Historical buildings scattered in the old town of Bandung can be one of the attractions of Bandung city tourism, but the supporting infrastructure, such as pedestrian facilities, has not fulfilled its proper function. In addition, the condition of abandoned buildings makes the old city area of Bandung less attractive to visit, so this area only works at day and becomes “dead†at night. In designing the old town area, a contextual architectural approach is used so that the design still takes into account the existing environmental conditions, namely the cultural heritage area, with the aim that the old town area of Bandung preserved and its historical value is maintained by providing the walkable pedestrians facilities, and preservation of buildings. Cultural heritage can increase the local potential and tourism of the old town.