DETAIL KOLEKSI

Perencanaan lansekap Taman Nasional Bromo - Tengger - Semeru Di Jawa Timur (Landscape planning Bromo - Tengger - Semeru National Park In East Java)


Oleh : Otty Nurfanti

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 1999

Pembimbing 1 : Harry Hardjakusumah

Pembimbing 2 : Haryadi Widyajanto

Subyek : Recreation - Landscape architecture

Kata Kunci : tourism, RUTRW, Bromo Tengger-Semeru National Park (TNBTS)

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 1999_TA_SAL_08194042_Halaman-Judul.pdf
2. 1999_TA_SAL_08194042_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 1999_TA_SAL_08194042_Bab-1_Pendahuluan.pdf 6
4. 1999_TA_SAL_08194042_Bab-2_Studi-Kepustakaan,-Studi-Banding-Dan-Penyigihan-Lapangan.pdf
5. 1999_TA_SAL_08194042_Bab-3_Identifikasi-Daya-Dukung-Dan-Kesesuaian-Kawasan-Serta-Permasalahan-Perencanaan.pdf
6. 1999_TA_SAL_08194042_Bab-4_program-Pengembangan.pdf
7. 1999_TA_SAL_08194042_Bab-5_Konsep-Perencanaan-Lansekap.pdf
8. 1999_TA_SAL_08194042_Bab-6_Rencana-Lansekap.pdf
9. 1999_TA_SAL_08194042_Daftar-Pustaka.pdf
10. 1999_TA_SAL_08194042_Lampiran.pdf

S Sesuai dengan RUT RW kawasan Taman Nasional Bromo Tengger- Semaru (TNBTS) merupakan Daerah Tujuan Wisata di Jawa Timur dengan pasar yang relatif mapan sehingga diperlukan perencanaan akwasan yang bertujuan agar tercipta keselarasan antara kegiatan pariwisata dangan fungsi dari taman nasianal. Perencanaan kawasan ini didasari oleh interpretasi lansekap sebagai alam dan teman ’Titian menuju Surga' dengan menggunakan pendehatan perencanaan rancangan yang menonjolkan keindahan alam yang ada dan memperhatikan faktor ekologi alam dalam peruntukan lahan yang menekankan pada pengembangan wisata alam sehingga tercipta keharmonisan.Kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (750-3.676 m dpl) terletak berbatasan dengan kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang dengan luas lahan + 50.276,20 Ha terdiri atas zona inti (+ 22.006 Ha), zona rimba (+ 23.485,20 Ha), zona pemanfaatan intensif (+ 425 Ha), zona pemanfaatan tradisional (+ 2.360 Ha) dan zona rehabilitasi (+ 2.000 Ha). Kesesuaian pengembangan pada kawasan ini dibagi atas area geowisata, wanawisata, agrowisata, etnowisata, penerima serta area pembinaan dan penangkaran yang didasari oleh ketersediaan daya dukung kawasan.Sesuai dengan data statistik yang ada kenaikan wisatawan mancanegara rata-rata 13% pertahun sedangkan kenaikan wisatana nusantara rata-rata 109d pertahun dan penduduk mencapai 4,3°A pertahun, maka diperlukan proyeksi jumlah kenaikan wisatawan dan penduduk pada masa yang akan datang agar dapat diketahui kebutuhan lahan yang dibutuhkan, mengingat adanya peningkatan dalam kawasan berupa peningkatan potensi lingkungan alam dan aktivitas rekreasinya.Berdasarkan iinterpretasi lansekap dan teman perencanaan, maka konsep perencanaan menggunakan pendekatan sistem sirkulasi dan sistem tata ruang yang menyatu dan harmonis dengan alam tanpa mengesampingkan fungsi dari setiap zonasi taman nasional yang telah ditetapkan.Hasil akhir dari perencanaan kawasan ini adalah berupa kriteria- kriteria dasar pengembangan rencana dan rancangan lansekap, penataan taman lansekap dan penggunaan material keras yang didasari oleh tema dan konsep perencanaan tersebut. Penataan taman lansekap menggunakan vegetasi endemik dan mempunyai ciri khas budaya Tengger, hal ini dapat teriihat pada area penerima dan etnowisata sedangkan penggunaan material keras diusahakan seminimal mungkin dan terbuat dari bahan yang dapat menyerap air.

I In accordance with the RUT RW, the Bromo Tengger-Semaru National Park (TNBTS) is a tourist destination in East Java with a relatively well-established market, so an akwasan planning is needed which aims to create harmony between tourism activities and the functions of the national park. The planning of this area is based on the interpretation of the landscape as nature and a friend of 'Titian to Heaven' by using a design approach that emphasizes the natural beauty that exists and takes into account natural ecological factors in land designation that emphasizes the development of natural tourism so as to create harmony.The Bromo-Tengger-Semeru National Park area (750-3,676 m asl) is located adjacent to the districts of Malang, Probolinggo, Pasuruan and Lumajang with a land area of ​​+ 50,276.20 Ha consisting of a core zone (+ 22,006 Ha), a jungle zone (+ 23,485, 20 Ha), intensive use zone (+ 425 Ha), traditional use zone (+ 2,360 Ha) and rehabilitation zone (+ 2,000 Ha). The suitability of development in this area is divided into areas of geotourism, ecotourism, agro-tourism, etnowourism, recipients as well as areas of development and captivity based on the availability of the area's carrying capacity.According to statistical data, there is an increase in foreign tourists by an average of 13% per year, while the increase in domestic tourists is 109d per year and the population reaches 4.3 ° A per year, it is necessary to project the number of increases in tourists and population in the future so that it can be known. land requirements are needed, given the increase in the area in the form of an increase in the potential for the natural environment and its recreational activities.Based on landscape interpretations and planning friends, the planning concept uses a circulation system approach and a spatial system that is integrated and harmonious with nature without prejudice to the function of each designated national park zoning.The final result of this area planning is in the form of basic criteria for landscape planning and design development, landscaping garden arrangement and the use of hard materials based on the theme and planning concept. Landscape garden arrangement uses endemic vegetation and has the characteristics of Tengger culture, this can be seen in the receiving and eco-tourism areas, while the use of hard materials is kept to a minimum and is made of materials that can absorb water.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?