Uji toksisitas akut bahan dasar lumpur bor dan lumpur bor terhadap udang windu (Penaeus monodon Fab.) dan kutu air (Daphnia carinata King.) dengan metode LC50
P Proses pengeboran sumur minyak bumi membutuhkan penggunaan bahan dasar lumpur bor dalam formulasi lumpur bor yang berfungsi sebagai pelumas. Bahan dasar lumpur bor yang terdiri atas berbagal senyawa hidrokarbon, potensial mencemari lingkungan akuatik.Penelitian lnl bertujuan untuk mengetahui toksisitas akut bahan dasar lumpur bor dan lumpur bor terhadap Udang Windu (LC50-96 jam) dan daphnia (LC50-48 jam), serta memprediksikan perilaku dan kemungkinan terjadinya biokonsentrasi bahan dasar lumpur bor di lingkungan akuatik.Sebelum uji hayati dilaksanakan, dllakukan analisis kornponen hldrokarbon yang terkandung dalam bahan dasar lumpur bor dan lumpur bar. Berdasarkan metode W-Spec., kedua bahan tersebut mengandung 14,5%. dan7,8% senyawa aromat total. Dalam bahan dasar lumpur bar tidak terdeteksl adanya senyawa poliaromatik (PAHs ). Bahan dasar lumpur bor dan lumpur bor tidak larut dalam air, dan dalam SPP bahan dasar lumpur bar dan lumpur bor dltemukan senyawa aromat total sebanyak 0,17 dan 0,09% berat.Pengujian toksisitas akut .bahan dasar lumpur bor dan lumpur bor dilakukan dalam bentuk fase partikel yang tersuspensi (Suspended Particle Phase). Uji hayati bahan dasar lumpur bor dan lumpur bor selama 96 jam terhadap Udang Windu sebagai organisme uji air laut menghasilkan nilai LCso pada 465.445 dan 1.293.600 ppm. Sedangkan uji hayati kedua bahan yang • sama terhadap daphnia sebagai organisme uji air tawar selama 48 jam menghasilkan nilai LC50 pada 62.700 dan 750.000 ppm.Hasil uji hayati menunjukkan bahwa toksisitas bahan dasar lumpur bor febih tinggi daripada lumpur bomya. Melalui studi literatur, senyawa alkana, olefin, dan nafthena (C10- C1a) yang terkandung dalam bahan dasar lumpur bor bersifat kurang atau tidak toksik karena dapat dibiodegradasi oleh mikroorganisme yang terdapat di lingkungan akuatik. Analisis KH menunjukkan senyawa monoaromatik bahan dasar lumpur bor cenderung melepaskan diri ke udara sedangkan analisis log Kow dan Koc menunjukkan kelarutannya yang lebih besar daripada senyawa hidrofobik lainnya sehingga biokonsentrasi sebagai dampak negatif jangka panjang dari pencemaran bahan tersebut, mungkin terjadi pada organisme di lingkungan akuatik.