Evaluasi deposisi kering (dry deposition) di lima kawasan daerah perkotaan (urban site) dan daerah bersih (remote site) sebagai bentuk deposisi asam (acid deposition)( Studi kasus : DKI Jakarta dan Bukit Kotot Abang, Sumatera Barat)
P Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh polutan-polutandari berbagai sumber telah masuk ke dalam atmosfer dalam jumlah yang cendenmg terus• meningkat. Salah satu yang menarik perhatian dunia dan dinyatakan sebagai salah satumasalah lingkungan hidup yaitu hujan asam. Namun istilah yang tepat yaitu deposisi asam karena hujan asam hanya mewakili hujannya saja.Penyisihan polutan dari atmosfer dapat melalui 2 proses, yaitu deposisi basah dankering. Gas-gas yang diemisikan dari kegiatan industri, domestik, transportasi ataupun dari sumber lainnya ke atmosfer, dapat bereaksi dengan unsur lain. Sebagian masih berbentuk gas (NOi dan S~) sampai jatuh ke pennukaan bumi dalam bentuk deposisikering dan ada juga yang dioksidasi hingga menjadi butir-butir air (HN~ dan H2S04)lalu jaruh ke permukaan bumi dalam bentuk deposisi basah.Penelitian dilakukan menggunakan alat passive gasses sampler (untuk N02 dan•Sfh) dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer (untuk NOi) dan ion chromatography (untuk S{h) serta alat automatic ozone analyzer (untuk 03 Pennukaan). Pengambilan sampel dilakukan dari 29 Januari 2001-25 Juni 2001pada2 minggu sekali dengan lama pemaparan 1 minggu untuk gas N02 clan SOi sedangkan 03 permukaan dilakukan pada Februari 200 I - Juni 2001 setiap hari selama 24 jam. Lokasi pengambilan sampel di 2 daerah, yaitu Jakarta sebagai urban site (Glodok, Tanjung Priuk, Pulo Gadung, Blok M, dan BMG Pusat Jakarta) dan Bukit Kototabang, Sumatera Barat sebagai remote site (Stasiun GAW Bukit Kototabang).Dari pengukuran gas NOi didapat konsentrasi tertinggi terdapat di lokasi Blok Mperiode 23 April 2001 - I Mei 2001 sebesar 0,0413 ppm sedangkan terendah di lokasi Tanjung Priuk periode 29 Januari 2001 - 5 Februari 2001 sebesar 0,0042 ppm. Konsentrasi gas 802 tertinggi di lokasi Pulo Gadung periode 21 Mei 2001 - 28 Mei 200 I sebesar 0,0193 ppm dan terendah di lokasi Blok M periode 29 Januari 2001 -5 Februari2001 sebesar 0,0015 ppm. Konsentrasi 03 pennukaan tertinggi yaitu pada tanggal 26Februari 2001 sebesar 17,50 ppb.Berdasarkan basil analisa kualitas udara Jakarta lebih buruk bila dibandingkan dengan Bukit Kototabang. Hal ini dapat dilihat dari besamya konsentrasi N02 (I 0 x lebih besar) dan SOi (2 - 10 x lebih besar) di Jakarta bila dibandingkan dengan Bu.kit Kototabang.Faktor meteorologi juga mempengaruhi deposisi kering selain kondisi sekitar lokasi titik sampling clan cara analisa yang dilakukan. Suhu yang tinggi dapat mempercepat proses reaksi di atmosfer, kelembaban udara tinggi akan menyebabkan gas bereaksi dengan uap air, curah hujan tinggi akan menyebabkan gas yang ada di udara akan tersapu/larut ke dalam air, dan kecepatan angin yang besar akan membuat gas terbawa angin ke tempat lain.
A Atmospheric environment generally causes by pollutants from sources that occur to atmosphere with increase concentration. One of the interesting issues and being one of the environmental problems is acid rain. But the right word for this is acid deposition because word acid rain just represents rain only.Pollutant removal from atmosphere include 2 ways, they are wet deposition and dry deposition. Emitted gasses from industrial, domestic, transportation, or other sourcesthat have been occur to atmosphere, can react with other compound. Half of them still in gasses fonn (N02 and SO:z) until they fall to the earth surface in dry deposition form and some of them can be oxide into water droplets (HN03 and H2SQ4) then they fall to the earth surface in wet deposition fonn.Research using passive gasses sampler (for NO:z and SOi) with measurement using spectrophotometer (for N(h) and ion chromatography (for S(h) meanwhilemeasurement using automatic ozone analyzer for surface 03. Sampling have been done from 29th January 200 I - 25th June 200 I in once for two weeks with exposure time 1 week for NO:z and S(h gasses meanwhile surface ~ gasses have been done in February2001 - June 2001 everyday for 24 hours. Sampling's location in 2 major area, they are Jakarta as urban site (Glodok, Tanjung Priuk, Pulo Gadung, Blok M, and Center BMG in Jakarta) and Kototabang Hill, West Sumatera as remote site (GAW Station in Kototabang Hill).Higher concentration ofN(h gasses was in Blok M period 23rd April 2001 - 1st May 2001 about 0,0413 ppm meanwhile lower concentration was in Tanjung Priuk period 29th January 200 l - 5th February 200 l about 0,0042 ppm. Higher concentration of S02 gasses was in Pulo Gadung period 2lst May 2001 -28th May 2001about0,0193 ppm and lower concentration was in Blok M period 29th January 2001 - 5th February2001 about 0,0015 ppm. Higher concentration of surface 03 was on 26th February 2001 about 17,50 ppb.From researches that have been done, Jakarta's air quality was worse than Kototabang's. It was shown from NOi's concentration value (10 times bigger) and S02's (2 - I 0 times bigger) in Jakarta if we compare with Kotot abang Hill.Meteorological aspects can be influence dry deposition meanwhile condition around sampling location and how analyze have been done. High temperature am make reaction being faster in atmosphere, high moisture will make gasses be react with water vapors, high rain's intensity causes gasses in air will soluble into water, and high wind's velocity causes gasses will be transport to another places