Evaluasi kehilangan sirkulasi pada sumur panas bumi dengan metode jendela rasio gas-cairan
P Penilitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi sumur yang stabil atau memperkecil kemungkinan akan terjadinya berbagai masalah dengan menggunakan pemboran aerasi pada sumur panas bumi yang telah kita ketahuimemiliki banyak rekah dan memiliki kemungkinan yang besar akan terjadinyahilang fluida pemboran saat sirkulasi. Subjek penelitian ini adalah sumur x yangtelah dilakukan pemboran sebelumnya dan mengalami beberapa kehilangansirkulasi di tiga titik dengan kedalaman dan trayek yang berbeda-beda. Kemudian setelah itu kondisi sumur dievaluasi kembali dengan harapan dapat menjadi sebuah acuan atau bahan pertimbangan dalam menggunakan metode yangdigunakan di makalah ini untuk menyelesaikan masalah yang sama di waktumendatang. Fluida pemboran mengambil peran yang paling penting dalampembahasan makalah ini, dikarenakan dalam metode ini akan menghasilkan lajupompa dan laju injeksi yang optimal dengan menyeleraskan dari pelaksanaanpemboran aerasi. Metode jendela rasio gas-cairan merupakan salah satu solusiakan masalah seperti kehilangan fluida pemboran pada saat sirkulasi, runtuhnyadinding sumur, serpihan bor yang tidak terangkat dengan baik dan terjadinyawashout. Permasalahan tersebut dapat teratasi dengan dengan mencari 3parameter utama, yaitu tekanan sumur pada saat sirkulasi dilakukan, tekanansumur pada saat sirkulasi diberhentikan dan yang terakhir adalah dengan mencarinilai dari energi kinetik, sehingga setelah 3 parameter itu ditemukan akanmenghasilkan grafik yang memberikan informasi tentang zona pencampuranantara udara dan lumpur yang baik. Grafik yang dihasilkan tadi ditunjang olehgrafik tambahan berupa equivalent cirqulating density dan equivalent staticdensity untuk mengetahui kebenaran atau ketepatan dalam menanggulanginmasalah yang terjadi. Penilitian ini menyimpulkan bahwa sumur panas bumi yangcenderung selalu mengalami kejadian kehilangan fluida pemboran ke formasidapat diatasi hanya dengan mengatur banyaknya volume cairan dan gas yangharus di campur untuk membuat massa jenis fluida pemboran menjadi lebihrendah dibanding tekanan rekah formasi. Ditambah lagi hanya denganmenggunakan microsoft excel persamaan dalam metode ini dapat diselesaikantanpa harus menggunakan aplikasi canggih yang biasanya digunakan dalamindustri minyak dan gas. studi contoh dari permasalahan pada trayek 17,5 incidimana pada trayek tersebut mengalami kehilangan sirkulasi total dengan tidak adanya lumpur yang kembali ke permukaan, dan keadaan ini dapat dilihat daribesarnya niai ECD dan ESD terhadap tekanan formasi. Untuk menanggulangimasalah tersebut disini dijelaskan bahwa pencampuran yang dignakan padakondisi tersebut tidaklah optimal sehingga laju pompa lumpur dan laju injeksiudaranya harus diubah menjadi pencampuran yang optimum. laju pompa lumpurharus dinaikan dari 750 gpm menjadi 780 gpm demikian juga terhadap laju injeksiudaranya dimana dinaikan dari 1500 scfm menjadi 1900 scfm. Setelah dilakukanpengubahan laju pompa lumpur dan laju injeksi udara tersebut, grafik ECD danESD menampilkan nilai yang lebih kecil dibandingkan tekanan formasi.
T This research is aimed at obtaining stable well conditions or minimizingthe possibility of occurrence of various problems by using aerated drilling at geothermal wells which we already know have many fractures and have a greatlikelihood of missing drilling fluid during circulation. The subjects of this studywere wells that had been drilled previously and experienced some circulatory lossat three points with different depth and trajectory. Then after that the condition ofthe well is reevaluated in the hope of becoming a reference or consideration inusing the method used in this paper to solve the same problem in the future.Drilling fluid takes the most important role in the discussion of this paper,because in this method it will produce the optimal pump rate and injection rate byaligning it from aeration drilling. The gas-liquid ratio window method is onesolution to problems such as drilling fluid loss during circulation, collapse of wellwalls, drill bits that are not lifted properly and washout occurs. This problem canbe solved by finding three main parameters, ie, well pressure at the time ofcirculation, the well pressure at circulation is dismissed and the last is by findingthe value of kinetic energy, so that after 3 parameters are found will produce agraph that gives information about zone mixing between air and good mud. Theresulting graph is supported by an additional graph in the form of equivalentcirqulating density and equivalent static density to determine the correctness oraccuracy in dealing with problems that occur. The study concludes thatgeothermal wells that tend to always experience drilling fluid losses to theformation can be solved simply by regulating the amount of fluid and gas volumesthat must be mixed to make the drilling fluid type of mass lower than that of theformation crack. Plus, just using a Microsoft Excel equation in this method can besolved without having to use sophisticated applications normally used in the oiland gas industry. an example study of the problem on the 17.5-inch route wherethe route is experiencing total circulatory loss in the absence of re-sludge, andthis can be seen from the magnitude of ECD and ESD on formation pressure. Toovercome this problem here it is explained that the mixing used in theseconditions is not optimal so that the slurry pump rate and air injection rate mustbe converted to optimum mixing. the rate of the slurry pump must be increasedfrom 750 gpm to 780 gpm as well as the air injection rate which is increased from1500 scfm to 1900 scfm. After changing the rate of the sludge pump and the rateof air injection, ECD and ESD graphs display a smaller value than formation pressure.