Hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol total pada orang dewasa
P Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia terus meningkat dari 13,6% menjadi 16,5% pada laki-laki dan 15% menjadi 16% pada perempuan. Kadar kolesterol tinggi menjadi faktor resiko penting terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung iskemik. Beberapa penelitian dengan cara mencegah asupan makanan dan memodifikasi gaya hidup di masyarakat sejak dini dapat menjaga kadar kolesterol normal, untuk itu diperlukan penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol total pada orang dewasa. Penelitian menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian potong silang dengan responden 96 dewasa muda di Puskesmas Grogol Petamburan di daerah Jakarta barat. Data dikumpulkan dengan wawancara kuesioner yang meliputi nama, usia, jenis kelamin, dan asupan serat. Pengukuran kadar kolesterol menggunakan metode kolesterolmeter dengan alat digital multicheck autocheck. Analisis data menggunakan SPSS for windows versi 22.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. Analisis Chi square menunjukkan dari 96 responden didapatkan 15 responden dengan asupan serat kategori baik dan 81 responden dengan asupan serat kategori buruk. Terdapat 33 responden (34,4%) yang mengalami hiperkolesterolemia. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar kolesterol total pada orang dewasa (p = 0,494). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kadar kolesterol total pada orang dewasa di Puskesmas Grogol Petamburan Jakarta Barat.
T The prevalence of hypercholesterolemia in Indonesia continues to increase from 13.6% to 16.5% in males and 15% to 16% in females. High cholesterol levels become an important risk factor for atherosclerosis and ischemic heart disease. Some studies by preventing food intake and modifying the lifestyle in the community early can keep normal cholesterol levels, so research is needed to know the relationship between fiber intake with total cholesterol in adults. The study used observational analytic method with cross sectional design with 96 young adult respondents at Grogol Petamburan Health Center in West Jakarta area. Data were collected by questionnaire interviews that included name, age, gender, and fiber intake. Cholesterol level measurement using cholesterolmeter method with digital multicheck autocheck tool. Data analysis using SPSS for windows version 22.0 and significance level used is 0.05. Chi square analysis showed from 96 respondents got 15 respondents with good fiber intake category and 81 respondents with bad category fiber intake. There were 33 respondents (34.4%) who had hypercholesterolaemia. There was no significant relationship between fiber intake and total cholesterol in adults (p = 0.494). Based on the results of the study can be concluded that there is no significant relationship between fiber intake with total cholesterol levels in adults at Grogol Petamburan Community Center West Jakarta.