Identifikasi karakteristik sosial dan karakteristik spasial permukiman liar di Jakarta Pusat (Studi Kasus: Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat)
S Salah satu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah DKI Jakarta untuk menangani permukiman liar adalah relokasi penghuni permukiman liar tersebut ke rumah susun tetapi pada kenyataannya hingga saat ini permukiman liar yang ada di DKI Jakarta khususnya di Kelurahan Cideng masih menjamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa karakteristik sosial permukiman liar dan karakteristik spasial permukiman liar di Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat. Metode yang digunakan adalah mengidentifikasi karakteristik sosial permukiman liar dan mengidentifikasi karakteristik spasial permukiman liar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para penghuni permukiman liar tersebut menempati permukiman tersebut karena 11 indikator yang telah diuji dan dari mereka enggan untuk pindah ke hunian yang telah disediakan. Kesimpulannya, penelitian ini menjadi penting sebagai salah satu bahan evaluasi pemerintah mengapa hingga saat ini permukiman liar di DKI Jakarta masih menjamur dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan untuk merumuskan solusi-solusi terbaik untuk menangani permukiman liar dengan dilihat dari karakteristik sosial dan karakteristik spasialnya
O One of the policies made by the DKI Jakarta government to deal with squatter settlements is the relocation of squatters to flats but in reality until now illegal settlements in DKI Jakarta, especially in Cideng Village are still mushrooming. This study aims to determine the social characteristics of wild settlements and the spatial characteristics of illegal settlements in Cideng Village, Central Jakarta. The method used is identifying the social characteristics of illegal settlements and identifying the spatial characteristics of illegal settlements. The results of this study indicate that the inhabitants of these squatter settlements occupied the settlement because 11 indicators were tested and they were reluctant to move to the housing provided. In conclusion, this research becomes important as one of the government's evaluation materials why until now illegal settlements in DKI Jakarta are still mushrooming and become a consideration for policy makers to formulate the best solutions to deal with illegal settlements by looking at social characteristics and spatial characteristics.Keywords