Idetifikasi fungsi ekologis RTH publik (studi kasus: kecamatan Tangerang kota Tangerang
D Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah kota yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Kota Tangerang memiliki RTH publik seluas 2.040 Ha (Dinas Lingkungan Hidup) atau sebesar ±11.16% dari luas wilayah kota yang seluas 18.281 Ha. RTH publik memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi ekologis, sosial budaya, ekonomi, dan estetika. Studi ini meneliti tentang fungsi ekologis khususnya dalam penyerapan CO2 dan resapan air (infiltrasi) dari RTH publik di Kecamatan Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus/perhitungan yang menggunakan data ukuran tinggi pohon dan jumlah pohon di RTH area studi untuk menghitung besarnya kontribusi dalam penyerapan CO2. Kemudian, luas RTH, jenis tutupan lahan, dan intensitas hujan untuk menghitung besarnya kontribusi dalam resapan air (infiltrasi). Hasil penelitian menunjukkan RTH di Kecamatan Tangerang sudah berkontribusi dalam penyerapan CO2 sebesar ±11% dari pencemaran kendaraan bermotor, kemudian hasil penelitian untuk infiltrasi RTH publik Kecamatan Tangerang berkontribusi sebesar ±0,77% dari kebutuhan air masyarakatnya.
d document should contain planning on provision and the use of green open spaceof at least 30% of the city area which consists of 20% green open space public and 10% green open space private. The City of Tangerang has green open space public of 2.040 Ha (Environmental Local Bureau) or around 11.16% of the total city area which is 18.281 Ha. The green open space public can serve a number of functions to the society such as ecological, social-cultural, economic and aesthetic functions. This research studies the ecological function on the absorption of CO2 and water infiltrates of the green open space public in Kecamatan Tangerang. The methodology used in this research is quantitative and descriptive; using formula and data on the number of trees and their respective heights in the study area to calculate CO2 absorption. Data on the area of green open space, land-covering types and rain intensity are used to calculate the amount of water infiltrates. The result obtained shows that RTH in Kecamatan Tangerang has absorbed CO2 about 11% from the transportation emission. The RTH also contributes to water infiltrates as much as ±0,77% of its inhabitant water consumption.