DETAIL KOLEKSI

Analisis peningkatan produksi sumur DF dengan metode matrix acidizing


Oleh : Delvin Fadhil

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Suryo Prakoso

Pembimbing 2 : Sigit Rahmawan

Subyek : Drilling wells

Kata Kunci : matrix acidizing, production rate, permeability

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2024_DS_STP_071001700031_Halaman-Judul.pdf 11
2. 2024_DS_STP_071001700031_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf
3. 2024_DS_STP_071001700031_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2024_DS_STP_071001700031_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2024_DS_STP_071001700031_Lembar-Pengesahan.pdf
6. 2024_DS_STP_071001700031_Pernyataan-Orisinalitas.pdf
7. 2024_DS_STP_071001700031_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 1
8. 2024_DS_STP_071001700031_Bab-1.pdf 3
9. 2024_DS_STP_071001700031_Bab-2.pdf 12
10. 2024_DS_STP_071001700031_Bab-3.pdf 5
11. 2024_DS_STP_071001700031_Bab-4.pdf 14
12. 2024_DS_STP_071001700031_Bab-5.pdf 1
13. 2024_DS_STP_071001700031_Daftar-Pustaka.pdf 2
14. 2024_DS_STP_071001700031_Lampiran.pdf 2

P Penurunan laju produksi pada sumur minyak dapat disebabkan oleh beberapa hal salah satunya yaitu kerusakan formasi. Kerusakan formasi ini umunya disebabkan oleh swelling clay, scale, fines migration, ataupun endapan organik dimana dapat menyebabkan penurunan permeabilitas dan menghambat aliran fluida dari formasi ke lubang sumur. Salah satu cara untuk menanggulangi kerusakan formasi ini yaitu dengan cara stimulasi. Salah satu metode stimulasi yang digunakan yaitu matrix acidizing. Salah satu sumur yang mengalami penurunan laju produksi adalah sumur DF yang mana merupakan sumur yang diproduksikan pada formasi limestone. Sumur ini dilakukan tes pada 15 Maret 1993 dimana memperoleh 500 BFPD, 50 BOPD dan water cut 90%. Selanjutnya pada bulan Juni 1993 dilakukan uji pressure build up (PBU) mendapatkan nilai faktor skin sebesar 9. Harga skin positif menunjukkan adanya kerusakan formasi pada sumur tersebut. Maka untuk mengatasi hal tersebut digunakan metode matrix acidizing. Fluida asam yang digunakan pada matrix acidizing ini adalah mixed acid yaitu acetic-hydrochloric acid (CH3COOH-HCl) dimana komposisinya yaitu 7,5% Hydrochloric Acid (HCl) dan 7,5% acetic acid. Selain itu, penggunaan additive juga dilakukan dalam pekerjaan ini untuk mencegah dampak yang mungkin terjadi setelah pengasaman ini selesai. Additive yang digunakan dalam matrix acidizing pada Sumur DF ini terdiri dari corrosion inhibitor, mutual solvent, iron sequestrant, dan demulsifier. Dalam pekerjaan pengasaman perlu adanya desain penginjeksian asam. Dimana tekanan injeksi maksimum agar tidak terjadi rekahan sebesar 2179,07 psi dan tekanan injeksi maksimum di permukaan agar tidak terjadi rekahan sebesar 745,863 psi. Adapun volume asam yang digunakan pada pengasaman ini sebesar 448,42 gal dan laju injeksi asam sebesar 1,651 BPM. Setelah matrix acidizing dilakukan dengan desain tersebut, terdapat kenaikan laju produksi minyak meningkat dari 111,43 bopd menjadi 150,63 bopd dan productivity index meningkat dari 1,25 bopd/psi menjadi 4,55 bopd/psi. Selain itu harga permeabilitas juga meningkat dari 24,6 mD menjadi 463,654 mD. Adapun perubahan faktor skin terjadi dari 9 menjadi -3,089.

T The decrease in production rate in oil wells can be caused by several things, one of which is formation damage. Damage to this formation is generally caused by swelling clay, scale, fines migration, or organic deposits which can cause a decrease in permeability and inhibit fluid flow from the formation to the wellbore. One way to overcome the damage to this formation is by way of stimulation. One of the stimulation methods used is matrix acidizing. One of the wells that has experienced a decrease in production rate is the DF well which is a well produced in limestone formations. This well was tested on March 15, 1993 where it obtained 500 BFPD, 50 BOPD and 90% water cut. Then in June 1993 a pressure build up (PBU) test was carried out to obtain a skin factor value of 9. A positive skin price indicated that there was formation damage in the well. So to overcome this problem, the matrix acidizing method is used. The acid fluid used in this acidizing matrix is a mixed acid, namely acetic-hydrochloric acid (CH3COOH-HCl) where the composition is 7,5% Hydrochloric Acid (HCl) and 7,5% acetic acid. In addition, the use of additives is also carried out in this work to prevent the effects that may occur after acidizing is complete. The additives used in the matrix acidizing at the DF Well consist of corrosion inhibitors, mutual solvents, iron sequestrants, and demulsifiers. In this acidizing, it is necessary to have an acid injection design. Where the maximum injection pressure to prevent fractures is 2179,07 psi and the maximum injection pressure on the surface to prevent fractures is 745,863 psi. The volume of acid used in this acidizing was 448.42 gal and the acid injection rate was 1,651 BPM. After matrix acidizing was carried out with this design, there was an increase in the rate of oil production from 111.43 bopd to 150.63 bopd and the productivity index increased from 1,25 bopd/psi to 4,56 bopd/psi. In addition, the price of permeability also increased from 24.6 mD to 463,654 mD. The change in skin factor occured from 9 to -3.089.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?