Kajian keberhasilan program peremajaan lingkungan kumuh berdasarkan persepsi masyarakat di Kawasan Kedaung Kota Tangerang Indonesia
P Permasalahan kekumuhan merupakan permasalahan yang sering terjadi di kota-kota besar, salah satunya terjadi di Kota Tangerang. Luasan kekumuhan yang diatasi oleh Kementerian PUPR di Kota Tangerang melalui program peremajaan lingungan kumuh dalam naungan program KOTAKU memiliki luas kekumuhan sebesar 89 Ha yang berada pada Kelurahan Kedaung Baru dan Kelurahan Kedaung Wetan yang meliputi 11 rt dan 3 rw. Tujuan dalam penelitian ini mengidentifikasi keberhasilan program peremajaan lingkungan berdasarkan persepsi masyarakat pasca berlangsungnya program. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan metode Importance Performance Analysis (IPA). Pengumpulan data kuantitatif dengan cara menyebarkan kuesioner dengan cara melakukan observasi lapangan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah keberhasilan program peremajaan lingkungan kumuh Kedaung berdasarkan persepsi masyarakat dinilai belum berjalan sesuai dengan pendekatan konsep top down dan bottom up yang diusung oleh Kementerian PUPR berdasarkan kepartisipasian masyarakat dalam mensukseskan program peremajaan lingkungan ini dan juga berdasarkan penilaian masyarakat dalam menilai ke-13 program yang direncanakan oleh Kementerian PUPR untuk dibangun dan dikembangkan dari tahun 2021-2023.
S Slum problem is a common problem in big cities, one of which occurs in Tangerang City. The area of slum that is addressed by the Ministry of Public Works and Public Housing in Tangerang City through the slum rejuvenation program under the KOTAKU program has a slum area of 89 hectares located in Kedaung Baru Urban Village and Kedaung Wetan Urban Village which covers 11 RT and 3 RW. The purpose of this study is to identify the success of the neighborhood rejuvenation program based on community perceptions after the program. The analysis in this study uses quantitative analysis and Importance Performance Analysis (IPA) method. Quantitative data collection by distributing questionnaires by conducting field observations. The final result of this study is that the success of the Kedaung slum rejuvenation program based on community perceptions is considered to have not run in accordance with the top down and bottom up concept approach carried out by the Ministry of PUPR based on community participation in the success of this environmental rejuvenation program and also based on community assessments in assessing the 13 programs planned by the Ministry of PUPR to be built and developed from 2021-2023.