B Bruxism adalah gerakan menggigit atau mengkeretakkan gigi ketika seseorang tidak sedang mengunyah atau menelan. Penyebab bruxism sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan antara faktor genetik dengan angka kejadian bruxism. Selain faktor genetik, ada pula beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya bruxism, antara lain seperti faktor stres, tambalan yang overhlaping, dan obat-obatan seperti obat antidepresi. Bruxism bisa diderita oleh siapa pun, tanpa membedakan ras, umur dan jenis kelamin. Dari hasil penelitian, dilaporkan bahwa bruxism telah menyerang populasi dimasyarakat dengan angka kejadian sebesar 6,5%-88%. Bruxism biasanya dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan pada jaringan periodosium. Selain itu juga memiliki efek yang sangat merusak dalam rongga mulut, menyebabkan masalah periodontal, fraktur gigi, kesulitan dengan gigi tiruan lengkap, dan spasme otot. Untuk mendiagnosis apakah orang tersebut mengalami bruxism atau tidak biasanya cukup sulit, akan tetapi hal ini dapat ditentukan melalui anamnesa yang teliti, pemeriksaan klinis yang menilai hubungan gigi-geligi, kontak yang tidak teratur, dan permukaan oklusal atau insisal yang kasar, serta melalui pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan model studi dan pemeriksaan radiografis. Bila bruxism tidak segera diatasi,, maka lama kelamaan akan menjadi kronis. Bruxism yang sudah kronis ditandai dengan beberapa macam gejala.