S Sejak berlakunya Self Assessment System di Indonesia, Wajib Pajak diberikepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Dan keterbatasan pemahaman peraturan mengenai pajak penghasilan menyebabkan kendala yang serius dalam melakukan kegiatan pemotongan dan pemungutan bagi perusahaan, hal ini akan mengakibatkan perusahaan akan mengalami masalah kurangpotong / lebih potong dan pegawai kurang bayar / lebih bayar.Dengan berdasarkan judul Evaluasi Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan BagiUsahawan Orang Pribadi (Studi Kasus Bengkel LASER MOBILINDO Pada Tahun 2016) yang diteliti adalah apakah Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Bagi Usahawan Orang Pribadi (Studi Kasus Bengkel LASER MOBILINDO Pada Tahun 2016) telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan apa kendalanya serta upaya apa saja untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian di Bengkel LASER MOBILINDO adalah penghitungan SPT Tahunan dan PP Nomor 46 Tahun 2013 atas setiap omzet pada bulannya, tetapnya yang belum sesuai dengan PER-31/PJ/2012 tentang pedoman teknis tatacara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan orang pribadi sehubungan dengan usahawan yang memiliki penghasilan bruto tertentu.