Evaluasi pengumpulan dan pengangkutan sampah dengan sistem tidak langsung di Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara
P Perkembangan kota di Indonesia , khususnya kota Jakarta yang merupakan pintu gerbang Internasional telah berkembang pesat menjadi kota industri, perdagangan dan lain sebagainya. Cenderung menghadapi keterbatasan prasarana dan sarana perkotaan, sehingga mutu lingkungan semakin menurun dan kawasan tidak layak huni semakin meluas.Masalah sampah diperkotaan menjadi masalah yang sangat serius dirasakan, khususnya di kecamatan kelapa gading Jakarta utara, mengingat volumenya yang kian hari kian membengkak, hal ini dapat dilihat dari timbulan sampah tahun 1995 sebesar 449,67 m^3/hari, meningkat menjadi 463 m^3/hari tahun 1997 atau mengalami kenakan sebesar 3% (sumber: dinas kebersihan DKI Jakarta tahun 1997). Hal ini semakin diperkuat dengan kecenderungan masyarakat moderen untuk menghasilkan bermacam-macam sampah. Pertambahan penduduk beserta aktivitasnya menyebabkan meningkatnya sampah bukan hanya dalam hal jumlah sampah tetapi juga variasi komposisi sampah.Tujuan penelitian yaitu meningkatkan pengumpulan dan pengangkutan sampah ditinjau dari segi operasional dan biaya yang di mulai dari pewadahan sampah sampai dengan pengangkutan sampah. Serta membandingkan kondisi eksisting dengan hasil studi/ penelitian terhadap pengumpulan dan pengangkutan sampah yang dilakukan di Kecamatan Kelapa Gading.Sumber sampah di Kecamatan Kelapa Gading dapat di klasifikasikan sebagai berikut: daerah Pemukiman, daerah komersil, sampah jalan dan daerah terbuka.Pola pengumpulan sampah di Kecamatan Kelapa Gading secara umum menggunakan sistem tidak langsung (door to door), dengan menggunakan alat berupa gerobak sampah 1 m^3 sampai ke TPS, kemudian dari TPS dipindahkan kedalam truk Arm Roll 6 m^3, typper 6 m^3, Compactor 6 m^3 yang kemudian di angukut menuju ke TPA.
T The development of cities in Indonesia, especially the city of Jakarta which is an international gateway has developed rapidly into a city of industry, trade and so on. Tend to face the limitations of urban infrastructure and facilities, so that the quality of the environment is decreasing and uninhabitable areas are expanding.The problem of waste in urban areas is a very serious problem, especially in the Kelapa Gading sub-district, North Jakarta, considering the volume that is increasing day by day, this can be seen from the waste generation in 1995 of 449.67 m^3/day, increasing to 463 m^ 3/day in 1997 or experiencing wear of 3% (source: DKI Jakarta cleaning service in 1997). This is further strengthened by the tendency of modern society to produce various kinds of waste. Population growth and its activities cause an increase in waste not only in terms of the amount of waste but also variations in the composition of waste.The aim of the research is to increase the collection and transportation of waste in terms of operations and costs, starting from the collection and transportation of waste. As well as comparing the existing conditions with the results of studies / research on the collection and transportation of waste carried out in Kelapa Gading District.Sources of waste in Kelapa Gading District can be classified as follows: residential areas, commercial areas, road waste and open areas.The pattern of garbage collection in Kelapa Gading District generally uses an indirect system (door to door), using a tool in the form of a 1 m^3 garbage cart to the TPS, then from the TPS it is transferred to a 6 m^3 Arm Roll truck, typper 6 m^ 3, Compactor 6 m^3 which is then transported to the TPA.