DETAIL KOLEKSI

Pemodelan prioriatas pemeliharaan dengan Metode Root Cause Analysis dan FMEA berbasis history kegagalan pada Perusahaan Pembangkit Listrik


Oleh : Ferry Anngita Erdianto

Info Katalog

Subyek : Failure analysis (Engineering);Industry - Quality control;Six sigma (Quality control standard)

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Dedy Sugiarto

Kata Kunci : FMEA, root cause analysis, RPN, prioritization of maintenance

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TS_MTI_163131010_Halaman-Judul.pdf 11
2. 2016_TS_MTI_163131010_Lembar-Pengesahan.pdf 2
3. 2016_TS_MTI_163131010_Bab-1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2016_TS_MTI_163131010_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
5. 2016_TS_MTI_163131010_Bab-4_Analisis-Sistem.pdf
6. 2016_TS_MTI_163131010_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
7. 2016_TS_MTI_163131010_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2016_TS_MTI_163131010_Daftar-Pustaka.pdf 2
9. 2016_TS_MTI_163131010_Lampiran.pdf

P PT Indonesia Power merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembangkitan energi listrik. Kehandalan untuk perusahaan pembangkit listrik merupakan hal yang sangat vital. Perusahaan telah merancang sistem perneliharaan yang berdasarkan kehandalan (RCM) untuk mendukung kehandalan. Sementara itu kegagalan-kegagalan rnasih sering terjadi, tercatat kegagalan berulang yang menyebabkan stop unit sebanyak 3 kali ditemukan pada BFPT, Generator unit 3, dan HP Bypass. Ini menandakan bahwa kegagalan yang pernah terjadi belurn mendapat perhatian lebih. Untuk itu perlu ada improvisasi pernodelan pola pemeliharaan untuk memprioritaskan kegagalan-kegagalan yang pernah terjadi.Tahapan penelitian terdiri dari analisis sistem, pembuatan root cause analysis, pemodelan FMEA, verifikasi model, validasi model, dan kesimpulan. Root Cause Analysis disusun dengan merangkum data gangguan major yang pernah terjadi dan mengakibatkan unit stop. Sebelumnya sudah ada kajian dan analisa penyebab kegagalan dan tindakan pencegahannya. Total ada 67 kali unit stop akibat gangguan yang terangkum sejak 2013 — 2015. Semuanya dirangkum dalam RCA lengkap beserta akar penyebabnya. Untuk verifikasi data, dilakukan pembobotan RCA dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Selanjutnya kriteria occurence, severity, maupun detection untuk menentukan Risk Priority Number (RPN) dihitung dengan menggunakan data laporan history gangguan. Untuk perhitungan Occurence digunakan nilai M1'13F dari kumpulan data gangguan unit tahunan. Begitu pula untuk nilai Severity, digunakan nilai kerugian terbesar dari MTTR data laporan gangguan. Nilai detection diperoleh dan studi lapangan. Setelah nilai RPN didapat maka dapat disusun peringkat RPN tertinggi ke terendah.Hasil dari penggabungan metode tersebut adalah task-task yang benar-benar berpengaruh terhadap kehandalan unit berbasis history kegagalan. Untuk validasi hasil dibandingkan dengan hasil pernodelan yang ada sekarang digunakan pendapat beberapa pakar pemeliharaan unit pembangkit. Ternyata dalam prioritisasi pemeliharaan yang ada sekarang tidak memprioritaskan kegagalan yang pernah terjadi, ini terbukti dari nilai teratas model FMEA berbasis history yaitu vacuum break dengan nilai 162, kegagalan ini bahkan tidak ada di dalam 50 besar MPI yang ada dengan nilai 415 - 634. Jadi model FMEA berbasis history kegagalan ini diperlukan untuk menyempurnakan sistem prioritisasi pemeliharaan yang sudah ada.

P PT Indonesia Power is a company engaged in the generation of electrical energy. Reliability for power generation companies is very vital. The company has designed a maintenance system based on reliability (RCM) to support reliability. Meanwhile, failures still occur frequently, repeated failures that caused 3 times to stop the unit were found in BFPT, Generator unit 3, and HP Bypass. This indicates that failures that have occurred have not received more attention. For this reason, it is necessary to improvise the modeling of the maintenance pattern to prioritize the failures that have occurred.The research stages consist of system analysis, making root cause analysis, FMEA modeling, model verification, model validation, and conclusions. Root Cause Analysis is compiled by summarizing data on major disturbances that have occurred and resulted in unit stops. Previously there had been a study and analysis of the causes of failure and preventive measures. In total, there were 67 unit stops due to disturbances that were summarized from 2013 — 2015. All of them were summarized in a complete RCA along with the root causes. For data verification, RCA was weighted using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method. Furthermore, the criteria for occurrence, severity, and detection to determine the Risk Priority Number (RPN) are calculated using the disturbance history report data. For the calculation of Occurence, the M1'13F value from the annual unit disturbance data set is used. Likewise for the Severity value, the largest loss value from the MTTR of the disturbance report data is used. Detection values ​​obtained and field studies. After the RPN value is obtained, the highest to lowest RPN ranking can be arranged.The result of combining these methods are tasks that really affect the reliability of the unit based on failure history. To validate the results compared with the current modeling results, the opinions of several generator unit maintenance experts are used. It turns out that the current maintenance prioritization does not prioritize the failures that have occurred, this is evident from the top value of the history-based FMEA model, namely vacuum break with a value of 162, this failure is not even in the top 50 existing MPI with a value of 415 - 634. So the model This failure history-based FMEA is needed to improve the existing maintenance prioritization system.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?