DETAIL KOLEKSI

Integrasi metode earned value dan metode time cost trade off untuk optimasi proyek konstruksi


Oleh : I Komang Prajendra Wisesa

Info Katalog

Subyek : Construction industry

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Trihono Kadri

Kata Kunci : earned value,time cost trade off, construction project, planned value

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TS_MTS_151011900012_Halaman-Judul.pdf
2. 2021_TS_MTS_151011900012_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2021_TS_MTS_151011900012_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2021_TS_MTS_151011900012_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2021_TS_MTS_151011900012_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2021_TS_MTS_151011900012_Bab-4_Analisis-dan-Pembahasan.pdf
7. 2021_TS_MTS_151011900012_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2021_TS_MTS_151011900012_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2021_TS_MTS_151011900012_Lampiran.pdf

T Terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara waktu dan biaya rencana kerja dengan realisasi fisik di lapangan sehingga terjadi keterlambatan dan biaya tambahan. Dibutuhkan sistem yang mampu mengintegrasikan informasi waktu, biaya dan kinerja proyek. Sebuah sistem yang memiliki kemampuan peringatan dini sejak awal pengerjaan proyek. Metode perolehan nilai yang digunakan untuk tujuan ini digunakan sebagai alat ukur kinerja dengan tiga indikator yaitu PV (Planned Value), EV (Earned Value), dan AC (Actual Cost). Dan salah satu cara untuk mengantisipasi dan mengatasi keterlambatan adalah dengan melakukan akselerasi (crashing). Dipilihnya Proyek Pembangungan Lanjutan Gedung Syariah Tower Universitas Airlangga sebagai studi penelitian karena keterlambatan pelaksanaannya, khususnya pengerjaan struktur baja pada rangka atap tower. Langkah pertama adalah menganalisis kinerja waktu, biaya dan produktivitas dengan menggunakan metode nilai yang diperoleh. Kemudian dilakukan analisis percepatan dengan 3 alternatif pilihan yaitu penambahan jam kerja (lembur), melakukan kerja shift (pergantian) dan menambah tenaga kerja baru serta melakukan analisis time cost trade off untuk menentukan alternatif yang paling optimal. Hasil analisis menggunakan metode perolehan nilai dengan sampel pada minggu ke-26 menunjukkan bahwa proyek berjalan lebih lambat dari jadwal (SPI <1) dengan biaya yang dikeluarkan lebih besar dari anggaran yang direncanakan (CPI <1). Umumnya pengerjaan tertunda selama 8 minggu dan kerugian biaya Rp. 334.328.750,00. Hasil optimum dari metode crashing TCTO adalah dengan menambah pekerja baru (alternatif III) dengan cost slope Rp. 5,703,883.33 / hari. Diperoleh waktu optimal selama 157 hari dengan kenaikan biaya Rp. 427.791.250,00 dari biaya rencana.

T There are various constraints in the implementation of construction projects that can cause a mismatch between the time and cost of the work plan and the physical realization in the field, resulting in delays and additional costs. A system that is able to integrate information on time, cost and project performance is needed. A system that has early warning capabilities from the start of project work. The earned value method used for this purpose is used as a performance measurement tool with three indicators, namely PV (Planned Value), EV (Earned Value), and AC (Actual Cost). And one way to anticipate and overcome delays is by accelerating (crashing). Proyek Pembangungan Lanjutan Gedung Syariah Tower Universitas Airlangga was chosen for a research study due to delays in its implementation, especially the steel structure work on tower roof trusses. The first step is to analyze time, cost and productivity performance using the earned value method. Then an acceleration analysis is carried out with 3 alternative options, namely the addition of working hours (overtime), doing shift work (shift) and adding new workers as well as conducting a time cost trade off analysis to determine the most optimum alternative. The results of the analysis using the earned value method with a sample in the 26th week showed that the project was running slower than schedule (SPI <1) with the costs incurred greater than the planned budget (CPI <1). In general, the work was delayed for 8 weeks and a cost loss of Rp. 334,328,750.00. The optimum result of the TCTO crasing method is by adding new workers (alternative III) with a cost slope of Rp. 5,703,883.33 / day. Obtained the optimum time for 157 days with an increase in costs of Rp. 427,791,250.00 of the plan cost.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?