S Sektor migas merupakan salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia sehingga memastikan daya tarik fiscal terms PSC Indonesia untuk masuknya investasi terutama dibandingkan dengan negara tetangga menjadi suatu hal yang penting. Pada tahun 2021, Malaysia memperkenalkan PSC Enhanced Profitability Terms (EPT) Malaysia dianggap memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dan layak kepada Kontraktor Migas.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan daya tarik fiscal term Cost Recovery dan Gross Split di Indonesia dengan fiscal term EPT Malaysia ditinjau dari indikator keekonomian termasuk sensitivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan menghitung keekonomian lapangan (NPV, IRR, POT), sensitivitasnya, rentang %CT dan %GT, dan sifat profitabilitas dari suatu lapangan blok eksplorasi (Blok X).Dari evaluasi dan perbandingan yang dilakukan (spesifik hanya pada kasus yang diasumsikan/diteliti), diperoleh kesimpulan bahwa PSC Gross Split di Indonesia dan PSC EPT di Malaysia memiliki indikator keekonomian dan profitabilitas yang lebih baik dibandingkan PSC Cost Recovery di Indonesia karena kedua skema tersebut lebih fleksibel dalam menentukan split bagi hasil dan mengurangi ketergantungan pada mekanisme penggantian biaya (cost recovery).Uji sensitivitas menunjukkan bahwa PSC EPT Malaysia paling stabil (memiliki selisih rentang yang lebih sempit dalam pengujian), terutama terhadap biaya dan tingkat produksi minyak, diikuti oleh PSC Gross Split Indonesia dan PSC Cost Recovery Indonesia. Analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan risiko kontraktor, simulasi insentif, dan faktor lain yang memengaruhi keputusan investasi.