DETAIL KOLEKSI

Studi analisis penambahan aditif arang kulit nanas pd kinerja surfaktan dgn berbagai konsentrasi dan salinitas dlm perolehan minyak

5.0


Oleh : Nur Najmi Laila

Info Katalog

Nomor Panggil : 1551/TP/2023

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2023

Pembimbing 1 : Onnie Ridaliani. P .

Pembimbing 2 : Aqlyna Fattahanisa

Subyek : Enhanced oil recovery

Kata Kunci : enhanced oil recovery, surfactant ,AOS, pineapple peel , additive,

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2023_TA_STP_071001700106_Halaman-Judul.pdf 20
2. 2023_TA_STP_071001700106_Pengesahan.pdf 4
3. 2023_TA_STP_071001700106_Bab_1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2023_TA_STP_071001700106_Bab_2_Tinjauan-literatur.pdf 19
5. 2023_TA_STP_071001700106_Bab_3_Kerangka-Konsep.pdf 54
6. 2023_TA_STP_071001700106_Bab_4_Metode.pdf 26
7. 2023_TA_STP_071001700106_Bab_5_Kesimpulan.pdf 2
8. 2023_TA_STP_071001700106_Daftar-pustaka.pdf 3
9. 2023_TA_STP_071001700106_Lampiran.pdf 15

P Pada kondisi Indonesia telah lama melakukan kegiatan eksplorasi minyakbumi. Setiap tahun kegiatan ini mengakibatkan laju produksi yang terus mengalamipenurunan, sehingga kedepannya sumber utama tersebut tidak bisa diandalkan lagikarena ketersediaan bahan yang semakin lama semakin menipis. Oleh karena itu,dikembangkanlah metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Pada penelitian kali ini,metode EOR yang digunakan adalah injeksi kimia yang berupa injeksi surfaktan.Metodologi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah studi laboratorium,menggunakan surfaktan AOS sebagai larutan beserta brine dengan kadar salinitas yangberbeda yaitu, 5.000 ppm, 10.000 ppm dan 20.000 ppm beserta konsentrasi surfaktansebesar 0,3%, 0,5% dan 0,8%. Kemudian semua variasi surfaktan tersebut ditambahkanarang kulit nanas sebagai zat aditif dengan konsentrasi sebesar 0,3 gram, 0,5 gram dan0,8 gram. . Dimana larutan surfaktan AOS beserta aditif kulit nanas akan diukur sifatfisiknya seperti densitas, viskositas, dan Interfacial Tension pada suhu 30oC dan 80oC.Nilai yang akan digunakan pada penelitian kali ini adalah nilai yang paling rendahberdasarkan nilai Interfacial Tension pada larutan Salinitas 20.000 ppm besertakonsentrasi 0,8% sebesar 26,8 dyne/cm, pada brine sebesar 26,5 dyne/cm, dan padalarutan yang ditambahkan aditif sebesar pada 20.000 ppm dan konsentrasi sebesar 0,8%didapatkan nilai hasil sebesar 23,8 dyne/cm. Kemudian dilakukan uji sifat fisik batuanyang berupa uji permbeabilitas dan porositas. Sebelum melakukan proses core

I In this condition, Indonesia has been conducting oil exploration activities fora long time. Every year this activity causes the production rate to continue to decline,so that in the future the main source can no longer be relied on because the availabilityof materials is increasingly depleting. Therefore, the Enhanced Oil Recovery (EOR)method was developed. In this study, the EOR method used was chemical injection inthe form of surfactant injection. The methodology used in this study is a laboratorystudy, using AOS surfactant as a solution along with brine with different salinity levels,namely, 5,000 ppm, 10,000 ppm and 20,000 ppm along with surfactant concentrationsof 0.3%, 0.5% and 0.8 %. Then all variations of the surfactant were added withpineapple peel charcoal as an additive with a concentration of 0.3 grams, 0.5 grams and0.8 grams. . Where the AOS surfactant solution along with pineapple peel additiveswill be measured for physical properties such as density, viscosity, and InterfacialTension at temperatures of 30°C and 80°C. The value that will be used in this study isthe lowest value based on the Interfacial Tension value in a salinity solution of 20,000ppm along with a concentration of 0.8% at 26.8 dyne/cm, in brine at 26.5 dyne/cm, andin a solution containing 26.5 dyne/cm. Added additives at 20,000 ppm and aconcentration of 0.8% obtained a yield value of 23.8 dyne/cm. Then, the physicalproperties of the rock were tested in the form of permeability and porosity tests. Priorto the core flooding process, brine saturation was carried out by immersing the coresin brine for 24 hours, and weighing the wet weight of each core sample after brinesaturation. Then the oil saturation was carried out, after which brine was injected using a brine salinity of 20,000 ppm. Then the last is the surfactant injection process todetermine the addition of oil processing, and the total recovery factor is obtained. Fromthis study, the recovery factor was obtained at a concentration of 0.8%, with atemperature of 30 oC, the total RF water flooding values were 24% and 46%,respectively. For RF surfactants at a temperature of 30 oC at a concentration of 0.8%,the value is 12% and the AOS surfactant with the addition of pineapple peel charcoaladditive is 3%. Recovery factor at a concentration of 0.8% with a temperature of 30 oCobtained the total surfactant RF value of 36% and the AOS surfactant with the additionof pineapple peel charcoal by 49% flooding, dilakukan saturasi brine dengan cara dilakukannya perendaman core di dalambrine selama 24 jam, dan ditimbang berat basah dari masing-masing sample coresetelah disaturasi brine. Kemudian dilakukan saturasi minyak, setelah itu dilakukaninjeksi brine dengan menggunakan salinitas brine sebesar 20.000 ppm. Kemudian yangterakhir adalah proses injeksi surfaktan untuk mengetahui penambahan perolahanminyak, dan didapatkan total recovery factor. Dari penelitian ini, didapat hasil recoveryfactor pada konsentrasi 0,8%, dengan temperatur 30 oC didapatkan nilai RF total waterflooding sebesar 24% dan 46%. Untuk RF surfaktan pada temperatur 30 oC dikonsentrasi 0,8% didapatkan nilainya sebesar 12% dan surfaktan AOS penambahanaditif arang kulit nanas sebesar 3%. Recovery factor pada konsentrasi 0,8% dengantemperatur 30 oC didapatkan nilai RF total surfaktan sebesar 36% dan surfaktan AOSpenambahan arang kulit nanas sebesar 49%.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?