B Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Institute for Health Metrics and Evaluation(IHME) Global burden of Disease tahun 2017 ditemukan prevalensi anxietasmenduduki peringkat pertama yaitu sebesar 3,28% diantara masalah gangguan jiwalainnya seperti depresi (2,64%), gangguan bipolar (0,54%), skizofrenia (0,23%),dan gangguan makan (0,15%). Gangguan ansietas/kecemasan dapat dipahamisebagai bagian patologis dari ketakutan normal, yang diwujudkan oleh gangguansuasana hati, serta pemikiran, perilaku dan aktivitas fisiologi. Hasil penelitianterdahulu menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara adiksi internetdengan kejadian ansietas pada mahasiswa di salah satu universitas. Kelebihaninformasi dan eksposur media sosial yang berkepanjangan dapat meningkatkankerentanan terhadap kecanduan internet, yang dapat didefinisikan sebagaikompulsif, keasyikan, atau ketergantungan pada internet. Kecanduan internetmerupakan penggunaan secara berlebihan yang mengganggu kehidupan sehari-haripenggunanya, biasanya membuat keasyikan dan cenderung apatis terhadap sekitardan sering kali marah apabila ada seseorang yang mengganggunya. Adiksi internetdisebut juga dengan Internet Addiction Disorder (IAD). Jenis gangguan inimemang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental.Adiksi internet tidak secara langsung dapat menyebabkan ansietas, perlu beberapatahapan komponen yang perlu dilewati, diantaranya salience, mood modification,tolerance, dan withdrawal symptoms. Kejadian ansietas dengan adiksi internetdapat terjadi sebelum maupun sesudahnya. Beberapa orang yang menderita ansietasakibat internet diakibatkan gangguan ansietas yang sebelumnya telah ada,kemudian diperparah dengan adiksi internet. Namun beberapa individu juga dapatmenderita ansietas akibat adiksi internet yang berlebihan. Kajian pustaka inibertujuan untuk mengkaji adiksi internet sebagai faktor risiko yang dapatmenyebabkan ansietas.