DETAIL KOLEKSI

Prevalensi posisi akar gigi posterior terhadap sinus maksilaris ditinjau dari radiograf panoramik : Kajian di RSGM FKG Usakti


Oleh : Ho Inneke Holiyono

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.075 7 INN p

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Intan Farizka

Pembimbing 2 : Rizki Tanjung

Subyek : Dentistry - Panoramic radiograph

Kata Kunci : maxillary sinus, panoramic radiograph, posterior teeth roots

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_KG_040001400073_Halaman-judul.pdf 22
2. 2018_TA_KG_040001400073_Lembar-pengesahan.pdf 4
3. 2018_TA_KG_040001400073_Bab-1-Pendahuluan.pdf 6
4. 2018_TA_KG_040001400073_Bab-2-Tinjauan-pustaka.pdf
5. 2018_TA_KG_040001400073_Bab-3-Kerangka-teori.pdf
6. 2018_TA_KG_040001400073_Bab-4-Metode-penelitian.pdf
7. 2018_TA_KG_040001400073_Bab-5-Hasil-penelitian.pdf 5
8. 2018_TA_KG_040001400073_Bab-6-Pembahasan.pdf
9. 2018_TA_KG_040001400073_Bab-7-Kesimpulan-dan-saran.pdf
10. 2018_TA_KG_040001400073_Daftar-pustaka.pdf 10
11. 2018_TA_KG_040001400073_Lampiran.pdf

R Radiografi panoramik merupakan bagian dari radiografi ekstraoral yang salah satu fungsinya adalah menyediakan tampilan gambar yang mencakup sinus maksilaris dan gigi-geligi. Mengetahui hubungan gigi posterior terhadap sinus maksilaris sangat penting sebagai pertimbangan dalam merencanakan berbagai prosedur perawatan gigi posterior rahang atas yang berpotensi menyebabkan komplikasi terhadap sinus maksilaris. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi posisi akar gigi posterior terhadap sinus maksilaris ditinjau menggunakan radiografi panoramik berdasarkan klasifikasi Kwak et al. Pada penelitian deskriptif ini digunakan data sekunder berupa 100 sampel radiograf panoramik yang diambil dari Instalasi Radiologi RSGM FKG Usakti, terdiri dari 34 pasien usia 21-30 tahun, 35 pasien usia 31-40 tahun dan 31 pasien usia 41-50 tahun yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dilakukan penilaian tipe hubungan klasifikasi Kwak et al pada masing-masing gigi posterior rahang atas. Hasil yang didapatkan adalah gigi PI prevalensi terendah yaitu tipe 3 dan tipe 4 dengan persentase sebesar 2% dan prevalensi tertinggi yaitu tipe 0 dengan persentase sebesar 74%. Pada gigi P2 prevalensi terendah yaitu tipe 4 dengan persentase sebesar 6% dan prevalensi tertinggi yaitu tipe 0 dengan persentase sebesar 33%. Gigi Ml prevalensi terendah yaitu tipe 2 dengan persentasi sebesar 2% dan prevalensi tertinggi yaitu tipe 3 dengan persentase sebesar 48%. Gigi M2 prevalensi terendah yaitu tipe 2 dengan persentase sebesar 3% dan prevalensi tertinggi tipe 1 dengan persentase sebesar 40%. Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa tipe 3 memiliki posisi paling dekat terhadap sinus maksilaris dengan prevalensi tertinggi adalah gigi Ml dan tipe 0 memiliki posisi paling jauh terhadap sinus maksilaris dengan prevalensi tertinggi yaitu gigi PI.

P Panoramic radiography is part of an ekstraoral radiography whose function is to provide an image display that includes the maxillary sinus and teeth. Knowing the posterior tooth relationship to the maxillary sinus is essential as a consideration in planning various posterior maxillary dental procedures that may potentially lead to complications of the maxillary sinus. The purpose of this study was to determine the position of the posterior teeth roots toward the maxillary sinus reviewed using panoramic radiography based on the classification of Kwak et al. This descriptive study used secondary data in the form of 100 samples of panoramic radiograph taken from the Radiology Installation of RSGM Faculty of Dentistry Trisakti University, consisting of 34 patients aged 21-30 years, 35 patients aged 31-40 years and 31 patients ages 41-50 years according to the criteria inclusion. There was an assessment of the type of classification relationship of Kwak et al in each of the maxillary posterior teeth. The results obtained are the lowest prevalence of PI tooth of type 3 and type 4 with presentation of 2% and the highest prevalence is type 0 with a percentage of 74%. In the lowest prevalence of P2 tooth is type 4 with a percentage of 6% and the highest prevalence is type 0 with a percentage of 33%. The lowest prevalence of M1 tooth is type 0 with presentation of 8% and the highest prevalence is type 3 with percentage of 48%. M2 has the lowest prevalence of type 2 with a presentation of 3% and the highest prevalence of type 1 with a percentage of 40%. From these results it can be concluded that type 3 has the closest position to the maxillary sinus with the highest prevalence is the first molar and type 0 has the furthest position to the maxillary sinus with the highest prevalence is the first premolar.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?