DETAIL KOLEKSI

Penataan lingkungan kampung kota berdasarkan kebutuhan masyarakat di Kampung Muka, Kelurahan Ancol, Jakarta Utara


Oleh : Putri Ayu Parahyangan

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Anita Sintawati Wartaman

Pembimbing 2 : Anindita Ramadhani

Subyek : Domestic architecture;Regional planning - Environmental aspects

Kata Kunci : kampong, kampong arrangement, kampong arrangement needs, people perception

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TA_SPW_083001400030_Halaman-Judul.pdf
2. 2021_TA_SPW_083001400030_Lembar-pengesahan.pdf 1
3. 2021_TA_SPW_083001400030_Bab--1_Pendahuluan.pdf 6
4. 2021_TA_SPW_083001400030_Bab--2_-Tinjauan-pustaka.pdf
5. 2021_TA_SPW_083001400030_Bab--3_-Metodologi-peelitian.pdf
6. 2021_TA_SPW_083001400030_Bab--4_Gambaran-umum.pdf
7. 2021_TA_SPW_083001400030_Bab--5_-Analisis-dan-pembahasan.pdf
8. 2021_TA_SPW_083001400030_Bab-6_-Simpulan-dan-saran.pdf
9. 2021_TA_SPW_083001400030_-Daftar-pustaka.pdf
10. 2021_TA_SPW_083001400030_-Lampiran.pdf

U Urbanisasi menyebabkan wilayah permukiman di kota besar seperti DKI Jakarta menjadi semakin luas dan bergeser ke beberapa wilayah. Hal ini mengakibatkanterjadinya peningkatan kebutuhan akan tempat tinggal yang semakin tinggi.Peningkatan kebutuhan tempat tinggal ini menjadikan terbentuknya kawasanpermukiman secara mendadak tanpa penataan yang terencana. BerdasarkanPeraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 878 tahun 2018 tentangpenetapan lokasi pelaksanaan penataan kampung dan masyarakat didalamnyaterdapat 21 kampung yang akan dilakukan penataan lokasi salah satunya adalahKampung Muka di Jakarta Utara. Berdasarkan ketetapan tersebut, maka perludiketahui arahan penataan lingkungan permukiman di kampung muka berdasarkankebutuhan masyarakatnya. Dalam hal ini, sasaaran dalam penelitian ini adalahteridentifikasinya penataan lingkungan berdasarkan ketetapan penataanlingkungan, persepsi masyarakat dan teridentifikasinya arahan penataanlingkungan berdasarkan kebutuhan masyarakatnya. Metode yang digunakanadalah skala likert dengan teknik analisis statistika deskriptif. Hasil analisismenunjukkan bahwa berdasarkan ketetapan standar perencanaan lingkunganpermukiman di perkotaan terdapat 5 (lima) sarana yang belum terpenuhi yaitusarana Taman Kanak – kanak (TK), sarana Sekolah Dasar (SD), balai pertemuan,tempat badah dan taman lingkungan serta 1 (satu) prasarana yang belum terpenuhiyaitu prasrana jaringan telepon. Namun pada ke 6 prasarana dan sarana tersebuthanya ada 1 sarana yang diperlukan menurut persepsi masyarakat penghuniKampung Muka yaitu sarana balai pertemuan. Arahan dalam penataan KampungMuka terkait penyediaan sarana dan prasarana adalah selain dengan mempertimbangkan kebutuhan berdasarkan ketetapan standar perencanaan lingkungan permukiman di perkotaan, perlu juga mempertimbangkan persepsimasyarakat yang merupakan penghuni pada wilayah tersebut. Beberapa sarana danprasarana yang mana menurut standar kebutuhan berstatus diperlukan, ternyatapada kenyataannya khususnya di Kampung Muka berdasarkan persepsimasyarakat sebagai penghuni ternyata tidaklah begitu diperlukan. Hal inidikarenakan, masyarakat memiliki pilihan lain dan menurut masyarakat setempattidak merugikan pada diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan tersebut

U Urbanization causes the need oflarger residential areas in the cities, one of them is DKI Jakarta as the capital city of Indonesia. The ever-increasing need of housing makes the formation of unplanned residential areas called by kampong. Kampongs are usually underdeveloped and lacking in facilities; therefore, they need rearrangement. Based on the Regulation of the Governor of DKI Jakarta Province Number 878 of 2018 there are 21 villages that will be arranged, one of which is Kampong Muka in North Jakarta. It is necessary to know the direction of the settlement arrangement based on the needs of the community. This study aims toidentifykampong arrangements based on regulation and community perception. The method uses Indonesian Minimum Standard of residential environment to gauge the adequacy of facilities and utilities of the kampong. Then, a Likert scale to score the community’s perception toward the needs of kampong arrangement. The results of the analysis showed that based on the provisions of residential planning standards in urban settlements there are five unmet facilities, namely kindergarten facilities, elementary school facilities, meeting halls, worship places and parks; and one utility that has not been met, namely telephone network infrastructure. However, based on the community’s perception, the residents only need one facility, namely meeting hall.By the results, it is necessary to understand the needs of the people instead of referring on standard and regulation only. Therefore, the arrangement for Kampong Muka is prioritized to provide meeting hall for the residents.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?