DETAIL KOLEKSI

Perbaikan kualitas pada produk pipa dengan menggunakan Metode Six Sigma dan data mining di PT Farrel Internusa Pratama

0.0


Oleh : Hikmah Fitriani Tamher

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Jhonson Saragih

Pembimbing 2 : Anik Nur Habyba

Subyek : Six sigma (Quality control standard);Pipe - Quality control

Kata Kunci : dmaic (define, measure, analyze, improve, dan control), fmea (failure mode and effect analysis), car

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TA_STI_063001700003_-Halaman-Judul.pdf 11
2. 2021_TA_STI_063001700003_Lembar-Pengesahan.pdf 3
3. 2021_TA_STI_063001700003_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2021_TA_STI_063001700003_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2021_TA_STI_063001700003_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2021_TA_STI_063001700003_Bab-4_Analisis-dan-Pembahasan.pdf
7. 2021_TA_STI_063001700003_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2021_TA_STI_063001700003_Daftar-Pustaka.pdf

P Perbaikan Kualitas pada Produk Pipa denganMenggunakan Metode Six Sigma dan Data Mining di PTFarrel Internusa PratamaPT. Farrel Internusa Pratama merupakan perusahaan yang bergerakdibidang manufaktur khususnya konstruksi perpipaan minyak dan gas. Produkdengan jumlah produk cacat terbanyak yaitu produk pipa, oleh karena itu penelitandikhususkan pada produk pipa. Berdasarkan laporan perusahaan, ditemukan bahwapersentase cacat terbesar yaitu saat proses welding yang mencapai lebih dari 6%.Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah perbaikan kualitas pada produkpipa dengan metode Six Sigma dan Data Mining. Adapun pendekatan yangdigunakan ialah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). TahapDefine terdapat Diagram SIPOC (Suplier-Input-Process-Output-Customer) danpenentuan CTQ (Critical to Quality) dimana terdapat 4 CTQ yaitu porositas, hotcrack, under cut, distorsi. Pada tahap Measure didapatkan nilai DPMO sebesar20600 dan tingkat sigma sebesar 3,54. Pada tahap Analyze diagram pareto untukmelihat 80% kecacatan produk yaitu berupa porositas dan under cut. Dilakukanpula identifikasi kecacatan yang memberikan pengaruh terhadap produk rejectmenggunakan Classification and Regression Tree (CART) yaitu hot crack,penyebab kecacatan tersebut diidentifikasi dengan menggunakan DiagramIshikawa dan FMEA (Failure Mode and Effect Analyzes) untuk menentukanprioritas kecacatan yang memerlukan perbaikan berdasarkan nilai Risk PriorityNumber (RPN) tertinggi yaitu kecacatan porositas dengan akar penyebab kegagalanberupa kondisi pengelasan dan pipa lembab, serta hot crack karena merupakankecacatan yang paling berpengaruh untuk produk reject. Tahap Improve terdapatstandarisasi keputusan QC PASS dengan fungsi IF THEN Rule dari CART danmenawarkan usulan perbaikan yaitu form pembersihan area welding. Hasilpenelitian ini ialah adanya peningkatan DPMO menjadi 18000 dan tingkat sigmasebesar 3,60 akibat implementasi yang dilakukan.

Q Quality Improvement on Pipe Production Using Six SigmaMethod and Data Mining in PT Farrel Internusa PratamaPT. Farrel Internusa Pratama is an industrial company engaged inmanufacturing, especially construction of oil and gas pipelines. The product withthe highest number of defects is pipe products. Therefore the research is devoted topipe products. Based on the company's monthly production reports, it was foundthat the largest percentage of defects was during the welding process which reachedmore than 6%. The aim of this research is to improve the quality of pipe productsusing the Six Sigma method and Data Mining. The approach used DMAIC (Define,Measure, Analyze, Improve, and Control). At the Define stage there was a SIPOC(Supplier-Input-Process-Output-Customer) diagram and the determination of CTQ(Critical to Quality), there are 4 CTQs, namely porosity, hot crack, under cut,distortion. At the Measure stage, the DPMO value is obtained at 20600 and theconversion result to the sigma level is 3.54. At the Analyze stage, the Paretodiagram is to see 80% of product defects in the form of porosity and under cut.Identification of defects that have an effect on reject products is also carried outusing Classification and Regression Tree (CART), namely hot crack, the cause ofthe defect will be identified using Ishikawa Diagram and FMEA (Failure Mode andEffect Analyzes) to determine the priority of defects that require repair based on thehighest Risk Priority Number (RPN) value. the result is a priority for porositydefects with the root cause of failure in the form of welding conditions and humidpipes, as well as hot crack because it is the most influential defect for rejectproducts. At the Improve stage there is a QC PASS decision standardization withthe IF THEN Rule function of the CART and offers suggestions for improvement,namely the welding area cleaning form. The results of this study are an increase inDPMO to 1800 and a sigma level of 3.60 due to the implementation.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?