DETAIL KOLEKSI

Perancangan gedung pertunjukan di Taman Ismail Marzuki dengan pendekatan arsitektur post-modern


Oleh : Maharjuno Erlanda Putra

Info Katalog

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2020

Pembimbing 1 : Maria Immaculata Ririk Winandari

Pembimbing 2 : Sri Handjajanti

Subyek : Theater - Architecture

Kata Kunci : post-modern architectural, Taman Ismail Marzuki.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2020_TA_SAR_052001600097_Halaman-Judul.pdf
2. 2020_TA_SAR_052001600097_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2020_TA_SAR_052001600097_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2020_TA_SAR_052001600097_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2020_TA_SAR_052001600097_Bab-3_Analisa-Konsep-Programmatik.pdf
6. 2020_TA_SAR_052001600097_Bab-4_Konsep-Programmatik.pdf
7. 2020_TA_SAR_052001600097_Bab-5_Pengembangan-Konsep-Perancangan.pdf
8. 2020_TA_SAR_052001600097_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2020_TA_SAR_052001600097_Lampiran.pdf

P Penerapan konsep Post-Modern baik pada bangunan Gedung pertunjukan maupun ruang luar kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) dilakukan dengan menerapkan keenam aliran dasar dari post-modern untuk menciptakan kesan eklektik yang menggunakan berbagai gaya arsitektur. Pada Kawasan diterapkan aliran Post-Modern Space dimana pada taman open space Kawasan dijadikan center dari Kawasan TIM dengan tujuan mewadahi aktifitas penunjang untuk pengunjung berkumpul dan untuk memberikan wadah kepada Para seniman dan mahasiswa seni untuk dapat mengekspresikan karya seninya kepada public.Penerapan teori Post-modern pada bangunan untuk menciptakan sifat arsitektur Post-Modernism yang eklektik dilakukan dengan mengadaptasi teori dari aliran adhoc-urbanist, historicism, neo vernacularism dan revivalism hal tersebut dapat dikatakan dari penggunaan gaya arsitektur modern yang merepresentasikan pola bangunan sekitar Jakarta dan dengan gaya arsitektur neoclassic belanda yang menciptakan dua timeframe pada masa modern dan masa lampau dimana di kota Jakarta memiliki sejarah bangunan colonial belanda dan juga terdapat hal mempertahankan identitas bangunan tersebut adalah bangunan Jakarta dengan pemberian ornamentasi tradisional Betawi berupa gigi balang yang mewakilkan teori aliran revivalism dan neo-vernacularism.

T The application of the Post-Modern concept in both the building and the outer space of the Taman Ismail Marzuki (TIM) area is carried out by applying the six basic schools of post-modern to create an eclectic impression using various architectural styles. In the area, the Post-Modern Space flow is applied where in the open space area the area is used as the center of the TIM area with the aim of accommodating support activities for visitors to gather and to provide a forum for artists and art students to be able to express their art to the public.The application of Post-modern theory to buildings to create eclectic Post-Modernism architectural characteristics is carried out by adapting theories from adhoc-urbanist, historicism, neo vernacularism and revivalism, it can be said from the use of modern architectural styles that represent building patterns around Jakarta and in style Dutch neoclassic architecture that creates two timeframes in the modern and past times where in the city of Jakarta has a history of Dutch colonial buildings and there is also a matter of maintaining the identity of the building is the Jakarta building with the provision of traditional Betawi ornamentation in the form of balang teeth which represent revivalism and neo-vernacularism.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?