DETAIL KOLEKSI

Hubungan pengetahuan dan frekuensi konsumsi fast food dengan kolesterol total pada siswa SMA X


Oleh : Sabila Shani

Info Katalog

Nomor Panggil : S 858

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Suriptiastuti

Subyek : Students - Cholesterol;Fast foods

Kata Kunci : knowledge, fast food, adolescent, cholesterol

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_SKD_03012246_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_SKD_03012246_Pengesahan.pdf 1
3. 2016_TA_SKD_03012246_Bab-1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2016_TA_SKD_03012246_Bab-2_Tinjauan-literatur.pdf
5. 2016_TA_SKD_03012246_Bab-3_Kerangka-konsep.pdf
6. 2016_TA_SKD_03012246_Bab-4_Metode.pdf
7. 2016_TA_SKD_03012246_Bab-5_Hasil.pdf
8. 2016_TA_SKD_03012246_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2016_TA_SKD_03012246_Bab-7_Kesimpulan.pdf
10. 2016_TA_SKD_03012246_Daftar-pustaka.pdf
11. 2016_TA_SKD_03012246_Lampiran.pdf

M Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 proporsi penduduk >15 tahun dengan kadar kolesterol total di atas nilai normal merujuk nilai yang ditentukan pada National Cholesterol Education Program adalah sebesar 35,9%. Kolesterol total yang tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau dikenal dengan aterosklerosis yang akan meningkatkan risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung dan stroke. Selain itu kebiasaan mengonsumsi fast food yang populer di masyarakat dapat berkontribusi dalam peningkatan kolesterol total seseorang.METODEPenelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 151 siswi dan siswi kelas 11 SMA Negeri 78 Jakarta. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin, pengetahuan gizi, dan frekuensi konsumsi fast food. Untuk mengukur kolesterol total menggunakan finger-prick cholesterol test. Analisis data dengan menggunakan SPSS versi 21 dengan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05.HASIL PENELITIANDari 151 responden, sebanyak 122 orang (80.8%) memiliki kolesterol total tinggi. Dari hasil penelitian siswa berpengetahuan gizi baik ada 79 orang (52.3%) dan yang kurang ada 72 orang (47.7%). Diketahui siswa dengan frekuensi konsumsi sering sebanyak 130 orang (86.1%) dan sering sekali sebanyak 21 orang (13.9%). Walaupun siswa dan siswi yang memiliki kolesterol total tinggi sebagian besar sering mengonsumsi fast food, secara statistik tidak bermakna berdasarkan uji Mann-Whitney nilai p = 0,226.KESIMPULANTidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan frekuensi konsumsi fast food dengan kolesterol total. Namun, prevalensi responden dengan kolesterol diatas nilai normal serta konsumsi fast food di SMAN 78 Jakarta sangat tinggi. Intervensi untuk mencegah dampak lebih lanjut perlu dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, olahraga, diet atau gizi seimbang.

A According to Health Research in 2013 the proportion of the population aged >15 years with a total cholesterol levels above the normal value refers to the value specified in the National Cholesterol Education Program amounted about 35.9%. High cholesterol levels can cause narrowing of the arteries, known as atherosclerosis, which would increase a higher risk of heart disease and stroke. Besides, the habit of eating fast food are popular in the community can contribute to increase a person's total cholesterol.METHODSThis study is an observational analytic study with cross-sectional design involving 151 eleventh graders of SMAN 78 Jakarta. Data were collected by questionnaires which include age, gender, nutritional knowledge, and consumption frequency of fast food. Measurement of total cholesterol levels using finger-prick cholesterol test. Data analysis was conducted using SPSS version 21 with significance levels of 0,05.RESULTThere is no correlation between knowledge and frequency of fast food consumption to total cholesterol. However, the prevalence of respondents with cholesterol above normal values as well as the consumption of fast food in SMAN 78 Jakarta is very high. Interventions to prevent further impact needs to be done with lifestyle modification, exercise, diet or balanced nutrition.CONCLUSIONThere is no correlation between knowledge and frequency of fast food consumption to total cholesterol. However, the prevalence of respondents with cholesterol above normal values as well as the consumption of fast food in SMAN 78 Jakarta is very high. Interventions to prevent further impact needs to be done with lifestyle modification, exercise, diet or balanced nutrition.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?