DETAIL KOLEKSI

Hubungan determinan sosial keluarga dengan baduta stunting di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk

0.0


Oleh : Muhammad Iqbal Prayudijanto

Info Katalog

Nomor Panggil : S 1489

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : Rina Kurniasri Kusumaratna

Subyek : Growth disorders

Kata Kunci : stunting, family social determinant

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TA_SKD_03015119_Halaman-judul.pdf
2. 2019_TA_SKD_03015119_Pengesahan.pdf
3. 2019_TA_SKD_03015119_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2019_TA_SKD_03015119_Bab-2_Tinjauan-literatur.pdf
5. 2019_TA_SKD_03015119_Bab-3_Kerangka-konsep.pdf
6. 2019_TA_SKD_03015119_Bab-4_Metode.pdf
7. 2019_TA_SKD_03015119_Bab-5_Hasil.pdf
8. 2019_TA_SKD_03015119_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2019_TA_SKD_03015119_Bab-7_Kesimpulan.pdf
10. 2019_TA_SKD_03015119_Daftar-pustaka.pdf
11. 2019_TA_SKD_03015119_Lampiran.pdf

S Stunting / kependekan adalah adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun). Anak dikatakan stunting jika tingginya berada dibawah -2SD menurut standar WHO menggunakan Z-score. Pemerintah dalam mengatasi permasalahan gizi, telah mencanangkan program gerakan 1000 hari pertama kehidupan, program ini focus pada 1000 hari pertama kehidupan (270 hari selama kehamilan dan 730 hari dari kelahiran sampai usia 2 tahun) yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan. Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan Jumlah sampel yang digunakan disesuaikan dengan jumlah pasien yang didiagnosis stunting dan penelitian ini menggunakan teknik probility sampling dengan jenis cluster sampling untuk memilih puskesmas kelurahan yang banyak penduduknya, dan dengan total sampling diambil 26 posyandu. Total sampel adalah 211 responden.Pengambilan data menggunakan data primer. Analisis data dengan menggunakan program SPSS 25 for windows dengan uji Chi-Square. Terdapat hubungan bermakna antara faktor sosial ekonomi keluarga subvariabel status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting pada baduta di puskesmas kecamatan kebon jeruk Jakarta barat dengan pvalue=0,11.Terdapat hubungan bermakna antara faktor sosial ekonomi keluarga subvariabel Pendidikan orang tua dengan kejadian stunting pada baduta di puskesmas kecamatan kebon jeruk Jakarta barat dengan pvalue= 0,00.Terdapat hubungan bermakna antara faktor ibu subvariabel hipertensi kehamilan dengan kejadian stunting pada baduta di puskesmas kecamatan kebon jeruk Jakarta barat dengan pvalue=0,035.Terdapat hubungan bermakna antara faktor makanan pendamping ASI subvariable porsi makanan pendamping dengan kejadian stunting pada baduta di puskesmas kecamatan kebon jeruk Jakarta barat dengan pvalue=0,018.Terdapat hubungan bermakna antara faktor makanan pendamping ASI subvariable porsi makanan pendamping pada saat sakit dengan kejadian stunting pada baduta di puskesmas kecamatan kebon jeruk Jakarta barat dengan pvalue=0,034.didapatkan bahwa subvariabel Pendidikan orang tua yang rendah memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk terjadinya stunting pada BADUTA di daerah kecamatan kebonjeruk Jakarta barat dari pada orang tua yang pendidikannya tinggi dengan pValue=0,12(CI=1,236-5,367). Dapat disimpulakan terdapat hubungan yang bermakna antara social determinan keluarga dengan kejadian stunting baduta di puskesmas kecamatan kebon jeruk Jakarta barat.

S Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition so children are too short for their age (malnutrition occurs in the womb and in the early days after the child is born, but only appears after the child is 2 years old). The child is said to be stunting if the height is below -2SD according to WHO standards using the Z-score. The government in overcoming nutritional problems has launched the first 1000 days life movement program, this program focuses on the first 1000 days of life (270 days during pregnancy and 730 days from birth to age 2 years), namely pregnant women, nursing mothers and children aged 0-23 months.METHODThis study used an observational analytic study with a cross-sectional design. Sampling was done by probility sampling technique with cluster sampling type that is each kelurahan puskesmas taken one RW, selecting samples at the posyandu using a random sampling method with dice instruments in Kebon Jeruk District Health Center, from August to December 2018. The total data is 241 pieces. Retrieval of data using primary data. Data analysis using the SPSS 25 for Windows program with the Chi-Square test.RESULTSThere is a significant relationship between subvariable family socioeconomic faktors of family economic status and the incidence of stunting in baduta in puskesmas kecon jeruk sub-district,West Jakarta with pvalue = 0.11%. There is a significant relationship between subvariable family socioeconomic faktors Education of parents with the incidence of stunting in baduta in puskesmas kecon jeruk sub-district, West Jakarta with pvalue = 0.00%.There is a significant relationship between subvariable maternal hypertension faktors of pregnancy and the incidence of stunting in baduta in puskesmas kebon jeruk, West Jakarta, with a value = 0.035.There is a significant relationship between complementary breastfeeding faktors subvariable portion of complementary foods with stunting incidence in baduta in puskesmas kecon jeruk sub-district, West Jakarta with pvalue = 0.018%.There is a significant relationship between complementary food faktors of ASI subvariable portions of complementary foods at the time of illness with the occurrence of stunting in baduta in puskesmas kecon jeruk sub-district, West Jakarta with pvalue = 0.034%.CONCLUSIONIt can be concluded that there is a significant relationship between the social determinant of the family and the incidence of baduta stunting in the health center of Kebon Jeruk, West Jakarta.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?