DETAIL KOLEKSI

Evaluasi perhitungan saturasi air dengan metode simandoux dan Indonesia pada lapisan S lapangan Kumala

5.0


Oleh : Guntur Herlambang Wijanarko

Info Katalog

Nomor Panggil : 1189/TP/2019

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : Ratnayu Sitaresmi

Pembimbing 2 : Puriwijayanti

Subyek : Water saturation;Petroleum engineering

Kata Kunci : logging interpretation, water saturation, SW Indonesia, sw simandoux

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TA_TM_071001400184_Halaman-judul.pdf 4
2. 2019_TA_TM_071001400184_Bab-1.pdf
3. 2019_TA_TM_071001400184_Bab-2.pdf
4. 2019_TA_TM_071001400184_Bab-3.pdf 3
5. 2019_TA_TM_071001400184_Bab-4.pdf 17
6. 2019_TA_TM_071001400184_Bab-5.pdf 1
7. 2019_TA_TM_071001400184_Daftar-pustaka.pdf
8. 2019_TA_TM_071001400184_Lampiran.pdf

L Lapisan “S” merupakan salah satu lapisan yang telah terbukti menghasilkan minyak bumi di Lapangan Kumala yang terletak di Provinsi Riau.Pada lapisan “S” ini ada total 26 sumur produksi yang masih aktif sampaisekarang. Lapangan Kumala ini telah berproduksi dari tahun 1979 sampai dataproduksi terakhir yang didapat adalah pada tahun 2018. Tujuan dilakukannyaevaluasi ini adalah untuk menginterpretasikan 4 sumur eksplorasi yaitu KML-1,KML-2, KML-3 dan KML-4 untuk menghitung volume shale, porositas dansaturasi air serta menentukan metode perhitungan saturasi air yang cocok digunakan di Lapisan “S” Lapangan Kumala. Tujuan dari dilakukannya penilaian formasi ini adalah untuk mengetahui nilai saturasi air pada lapisan “S” yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan lapangan selanjutnya, selain itu penentuan metode yang tepat dalam menghitung saturasi air dapat digunakan sebagai acuan dalam perhitungan selanjutnya pada lapangan Kumala. Metode yang dilakukan pada evaluasi ini adalah dengan menggunakan perhitungan Sw Simandoux dan Sw Indonesia yang dapat dihitung secara manual denganmenggunakan software Microsoft Excel. Analisis log yang dilakukan pada sumurini berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Interpretasi secara kualitatifdilakukan dengan cara quick look atau dengan melihat kurva log baik secaratunggal maupun kombinasi tanpa disertai hitungan. Dari analisis kualitatif pada keempat sumur didapatkan interval sebesar 1163-1238 ft pada sumur KML-1,1207-1283 ft pada sumur KML-2, 1225-1293 ft pada sumur KML-3 dan 1268-1309 ft pada sumur KML-4. Nilai tortuositas (a), faktor sementasi (m) daneksponen saturasi (n) adalah sebesar 1, 2, 2 dengan mengikuti litologi formasiyang berupa limestone (karbonat) yang diperoleh dengan Metode Cross PlotNPHI/RHOB. Interpretasi log secara kuantitatif dilakukan dengan caramenentukan nilai volume shale, porositas, temperatur, resistivitas dan saturasi airpada keempat sumur tersebut. Volume shale rata-rata pada sumur KML-1,KML-2, KML-3 dan KML-4 secara berturut-turut adalah 0,172, 0,132, 0,167 dan0,115. Porositas efektif rata-rata pada sumur KML-01, KML-2, KML-3 danKML-4 secara berturut-turut sebesar 0,236, 0,268, 0,219 dan 0,225. Nilaitemperatur formasi rata-rata yang diperoleh dari perhitungan adalah sebesar137,02 ºF pada sumur KML-1, 138,80 ºF pada sumur KML-2, 139,36 ºF pada sumur KML-3 dan 140,54 ºF pada sumur KML-4. Nilai Rt diperoleh dari logresistivitas yaitu sebesar 202,36 Ωm pada KML-1, 104,837 Ωm pada KML-2,49,14 Ωm pada KML-3 dan 43,43 Ωm pada KML-4. Nilai Rsh diperoleh dari logresistivitas yaitu sebesar 6,04 Ωm pada KML-1, 6,4 Ωm pada KML-2, 7,15 Ωmpada KML-3 dan 4,28 Ωm pada KML-4. Nilai Rw diperoleh dari Metode PickettPlot yaitu sebesar 1,52 Ωm pada KML-1, 1,52 Ωm pada KML-2, 1,52 Ωm padaKML-3 dan 0,5 Ωm pada KML-4. Saturasi air rata-rata dari Metode Simandouxuntuk sumur KML-1, KML-2, KML-3 dan KML-4 secara berturut-turut adalah0,336, 0,434, 0,670 dan 0,397. Sedangkan saturasi air rata-rata dari MetodeIndonesia pada sumur KML-1, KML-2, KML-3 dan KML-4 secara berturut-turutadalah 0,439, 0,488, 0,723 dan 0,440. Lalu langkah selanjutnya adalah membuatgrafik perbandingan antara Sw Core dengan saturasi air yang telah dihitung yaituSw Simandoux dan Sw Indonesia. Nilai R2 pada Sw Simandoux sebesar 0,865 danSw Indonesia sebesar 0,848. Dalam evaluasi ini dapat disimpulkan bahwa metodeyang paling baik dalam menghitung saturasi air pada sumur-sumur tersebut adalahdengan menggunakan metode Sw Simandoux karena hasilnya yang palingmendekati dengan nilai Sw Core dengan tingkat deviasi yang lebih kecilmendekati satu.

T The "S" layer is one of the layers that has been proven to produce oil inKumala Field, located in Riau Province. In this "S" layer there are a total of 26production wells that are still active today. The Kumala field was in productionfrom 1979 until the last production data obtained was in 2018. The purpose of thisevaluation was to interpret 4 exploration wells namely KML-1, KML-2, KML-3 andKML-4 to calculate shale volumes, porosity and water saturation and determinethe method of calculating water saturation that is suitable for use in the "S" Layerof Kumala Field. The purpose of this logging interpretation is to find out the valueof water saturation in the "S" layer, which can be used as a reference for furtherfield development. In addition, determining the appropriate method for calculatingwater saturation can be used as a reference in subsequent calculations in theKumala field. The method used in this evaluation is to use Sw Simandoux and SwIndonesia calculations which can be calculated manually using Microsoft Excelsoftware. Log analysis carried out in this well is in the form of qualitative analysisand quantitative analysis. Qualitative interpretation is done by means of a quicklook or by looking at the log curve both singly and in combination without a count.From the qualitative analysis of the four wells there were intervals of 1163-1238 ftin KML-1 wells, 1207-1283 ft in KML-2 wells, 1225-1293 ft in KML-3 wells and1268-1309 ft in KML-4 wells. Tortuosity value (a), cementation factor (m) andsaturation exponent (n) are 1, 2, 2 by following the formation lithology in the formof limestone (carbonate) obtained by the NPHI / RHOB Cross Plot Method.Quantitative log interpretation is done by determining the value of shale volume,porosity, temperature, resistivity and water saturation in the four wells. Theaverage shale volume in KML-1, KML-2, KML-3 and KML-4 wells is respectively0.172, 0.132, 0.167 and 0.115. The effective porosity on the average KML-01,KML-2, KML-3 and KML-4 wells is 0.236, 0.268, 0.219 and 0.225 respectively.The average formation temperature value obtained from the calculation is 137.02ºF in KML-1 wells, 138.80 ºF in KML-2 wells, 139.36 ºF in KML-3 and 140.54 ºFwells in KML-wells 4. The value of Rt obtained from the resistivity log is equal to202.36 Ωm on KML-1, 104.837 Ωm on KML-2, 49.14 Ωm on KML-3 and 43.43 Ωmon KML-4. The value of Rsh obtained from log resistivity is 6.04 Ωm on KML-1, 6.4Ωm on KML-2, 7.15 Ωm on KML-3 and 4.28 Ωm on KML-4. The value of Rw isobtained from the Pickett Plot Method which is equal to 1.52 Ωm on KML-1, 1.52 Ωm on KML-2, 1.52 Ωm on KML-3 and 0.5 Ωm on KML-4. The average watersaturation of the Simandoux Method for KML-1, KML-2, KML-3 and KML-4 wellsis 0.336, 0.434, 0.670 and 0.397. While the average water saturation of theIndonesian Method in KML-1, KML-2, KML-3 and KML-4 wells is 0.439, 0.488,0.723 and 0.440 respectively. Then the next step is to graph the comparisonbetween Sw Core and the calculated water saturation, Sw Simandoux and SwIndonesia. R2 value in Sw Simandoux is 0.865 and Sw Indonesia is 0.848. In thisevaluation, it can be concluded that the best method for calculating watersaturation in these wells is by using the Sw Simandoux method because the resultsare closest to the value of Sw Core with a smaller level of deviation approachingone.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?