DETAIL KOLEKSI

Studi pengukuran gas beracun hasil peledakan di kuari batugamping padat PT. Semen Indonesia (persero) Tbk. Tuban, Jawa Timur

5.0


Oleh : Yuga Maulana

Info Katalog

Nomor Panggil : 450/TT/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Pancanita Novi Hartami

Pembimbing 2 : Taat Tri Purwiyono

Subyek : Blasting;Poison gas

Kata Kunci : smoke, CO gas, NOx gas, levels

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TB_073001300100_Halaman-Judul.pdf
2. 2018_TA_TB_073001300100_Bab-1.pdf
3. 2018_TA_TB_073001300100_Bab-2.pdf
4. 2018_TA_TB_073001300100_Bab-3.pdf
5. 2018_TA_TB_073001300100_Bab-4.pdf
6. 2018_TA_TB_073001300100_Bab-5.pdf
7. 2018_TA_TB_073001300100_Bab-6.pdf
8. 2018_TA_TB_073001300100_Bab-7.pdf
9. 2018_TA_TB_073001300100_Daftar-pustaka.pdf
10. 2018_TA_TB_073001300100_Lampiran.pdf

G Gas beracun hasil peledakan (fumes) adalah masalah penting dalam duniapertambangan karena sangat membahayakan jika tidak dilakukan pencegahan ataupenganggulangannya. Pada tambang terbuka masalah fumes kurang diperhatikandisebabkan pada tambang terbuka kadar fumes akan menurun dengan sendirinyadalam kurun waktu relatif cepat oleh udara bebas. Pengukuran fumes pada tambangterbuka dapat dianalisis secara kualitatif dengan cara visual atau hanya denganpengamatan mata tapi analisis ini hanya untuk gas NOx. Pada kasus gas CO yangmemiliki karakteristik tidak berwarna, berasa, dan berbau dilakukan analisisdengan cara kuantitatif yaitu menggunakan alat pendeteksi gas untuk mengetahuikadar dari gas tersebut. Hal ini yang membuat metode penelitian dilakukan denganpendekatan kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan pada lokasi KuariBatugamping Pongpongan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Tuban, JawaTimur. Hasil dari pengukuran kadar gas CO didapat kadar paling tinggi sebesar874 ppm. Analisis prediksi terbentuknya gas CO juga dilakukan dengan melihatpengaruh dari faktor fuel oil (FO) pada campuran ANFO dengan melihatpenggunaan FO tertinggi sebesar 7,3% maka dapat diprediksi besar CO yangterbentuk sebesar ± 489 ppm. Selain gas CO juga dilakukan pengukuran kecepatanangin dengan menggunakan anemometer dan didapat kecepatan angin rata-ratapada lokasi penelitian sebesar 2,4 m/s. Pengukuran ini dilakukan agar mengetahuiberkurangnya kadar gas CO akibat terhembus angin yang dapat menjadipertimbangan untuk waktu aman pekerja dapat masuk ke lokasi peledakan. Jikadengan mengacu pada kecepatan rata-rata angin yang berhembus maka dengankadar CO tertinggi waktu yang dibutuhkan agar diakatakan aman pekerja untukmasuk selama lebih dari 10 menit.

T Toxic gas resulting from blasting (fumes) is an important issue in themining world because it is very dangerous if not prevented or handled. In openmines the problem of fumes is overlooked due to the open mine fumes levels willdecrease by itself in a relatively quick span of free air. Measurements of fumes inthe open pit can be qualitatively analyzed by visual means or by eye observationbut this analysis is only for NOx gas. In the case of CO gas having colorless,tasteless, and smelly characteristic, it is analyzed by quantitative means using a gasdetector to know the level of the gas. This is what makes the research method isdone with qualitative and quantitative approaches conducted on the location PT.Cement Indonesia (Persero) Tbk, Limestone Quarry, Tuban, East Java. Resultsfrom measurements of CO gas content obtained the highest level of 874 ppm.Prediction analysis of CO gas formation is also done by looking at the effect of fueloil (FO) factor on ANFO mixture by looking at the highest FO usage of 7.3% itcan predict large CO formed at ± 489 ppm. In addition to CO gas, wind speedmeasurements were also made using an anemometer and obtained an average windvelocity at the study site of 2.4 m / s. This measurement is carried out in order toknow the decrease in CO gas levels due to wind blow which may be considered forsafe time workers may enter the blast site. If with reference to the average speed ofthe wind that blows then with the highest CO levels of time required to be said safefor workers to enter for more than 10 minutes.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?