DETAIL KOLEKSI

Evaluasi lintasan pemboran berarah terhadap sumur K pada Lapangan Q

2.5


Oleh : Baskoro Adi K

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Abdul Hamid

Pembimbing 2 : Rizki Akbar

Subyek : Types of drilling;Reason being directed drilling

Kata Kunci : drilling, wells K, kick off point

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_TM_07111069_Halaman-Judul.pdf 20
2. 2016_TA_TM_07111069_Bab-1.pdf 2
3. 2016_TA_TM_07111069_Bab-2.pdf
4. 2016_TA_TM_07111069_Bab-3.pdf
5. 2016_TA_TM_07111069_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_TM_07111069_Bab-5.pdf
7. 2016_TA_TM_07111069_Bab-6.pdf
8. 2016_TA_TM_07111069_Daftar-pustaka.pdf 2
9. 2016_TA_TM_07111069_Lampiran.pdf

P Pada lapangan ”Q” ini dilakukan pemboran berarah tipe Build and Hold pada sumur K dengan sistem cluster, dengan tujuan penghematan biaya dan lahan. Pemboran sumur K direncanakan dengan Kick off Point (KOP) pada kedalaman 780 ftTVD, dogleg 2.5°/100ft, kedalaman akhir 6944.32 ftMD pada koordinat North = 9208085.2ft, East = 600315.95 ft. Pemboran sumur K menggunakan rangkaian BHA RSS (Rotary Streerable System) yang bekerja dengan metode straight dan steering,dan juga menggunakan rangkaian BHA mud motor yang bekerja dengan kombinasi metode slide (tanpa memutar rangkaian) dan rotate (memutar rangkaian). Perbedaan terletak pada prinsip kerja alat, RSS dapat dikendalikan dari permukaan dengan prinsip telemetri dan mud motor bekerja dengan prinsip tekanan laju lumpur. Permasalahannya adalah apakah pemboran berarah sumur K berhasil dan sudah optimal dalam mencapai target reservoir pada Formasi Tuban seperti yang direncanakan. Metodologi yang digunakan adalah melakukan pengumpulan data perencanaan dan data survey MWD pelaksanaan pemboran berarah sumur K , melakukan perhitungan trajectory perencanaan pemboran dan pelaksanaan pemboran menggunakan metode Minimum of Curvature, melakukan validasi trajectory hasil perhitungan perencanaan, membandingkan antara trajectory pelaksanaan pemboran dengan trajectory perencanaan pemboran, melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan dan melakukan optimasi pemboran. Berdasarkan hasil validasi dan hasil perbandingan trajectory mengacu pada radius toleransi target, dapat disimpulkan tidak ada penyimpangan. Perbedaan hanya terletak pada penentuan titik belok (KOP) yang semula direncanakan pada kedalaman 780 ftTVD tetapi pada saat pelaksanannya titik belok (KOP) dimulai lebih awal yaitu pada kedalaman 763.93 ftTVD hal ini karena sudah ditemukannya formasi yang cocok untuk memulai titik belok (KOP). Pada saat pelaksanaan operasi pemboran sumur K ini terdapat beberapa masalah yaitu terdapatnya bit aus dan terjadinya pipa terjepit, kerusakan pada alat rotary steerable system, dan pergantian BHA untuk mempertahankan sudut.

I In the field "Q" type directional drilling is done Build and Hold on wells K with the cluster system, with the goal of cost savings and land. K drilling is planned to kick off Point (KOP) at a depth of 780 ftTVD, dogleg 2.5 ° / 100ft, the final depth of 6944.32 ftMD at coordinates North = 9208085.2ft, East = 600315.95 ft. K drilling using RSS BHA circuit (Rotary Streerable System) that works with straight and steering method, and also use a series of BHA mud motor that works with a combination of slide (without twisting circuit) and rotate (rotating circuit). The difference lies in the principle of work tools, RSS can be controlled from the surface to the principle of telemetry and mud motors work on the principle of pressure rate of mud. The issue is whether the drilling directional wells K successfully and has been optimized to achieve the target reservoirs in Tuban Formation as planned. The methodology used is the data collection planning and survey data MWD implementation of drilling directional wells K, calculating the trajectory planning of drilling and implementation of drilling using the minimum of curvature, validating trajectory calculation results of planning, comparing the trajectory execution of drilling with the trajectory planning of drilling, do evaluation of the factors that cause deviations and perform drilling optimization. Based on the results of the validation and the comparison trajectory refers to the radius of the target tolerance, it can be concluded there are no irregularities. The difference lies only in the determination of the kick off point(KOP) was planned at a depth of 780 ftTVD but at the time of its implementation kick off point (KOP) started earlier at a depth of 763.93 ftTVD this case because it was the discovery of the formation from which to start the kick off point (KOP). At the time of execution of drilling operations K, there are some problems, the presence bit worn and the pinched pipe, faulty rotary steerable system, and turn BHA to maintain the angle.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?